Anak Kepergok Menyontek

Suatu hari saat sedang mengobrol dengan putrinya, iseng-iseng Marlene, dari Ciputat, Jakarta, bertanya tentang kebiasaan menyontek saat ulangan.
“Kalau lagi ulangan, di kelas banyak teman-teman Amel (10) yang suka menyontek, nggak?”  

“Yah, banyak gitu deh, Ma.”

“Apa kamu juga ikutan?”

“Kadang-kadang, sih,” jawab Amel sambil nyengir.

“Lho, kenapa harus ikutan menyontek? Kan, kamu sudah belajar?”

“Iseng aja, Ma. Yang lain juga pada nyontek.”

“Nyontek kok, iseng,” gerutu mamanya.

Sikap menyontek memang seringkali dianggap sebagai hal biasa di kalangan pelajar. Banyak anak beranggapan, menyontek bukanlah suatu masalah besar dan lumrah saja dilakukan. Apalagi kalau lingkungan juga mendukung, alias semua teman juga melakukan. Rasa bersalah karena menyontek akhirnya akan terpupus.
Bila anak Anda jadi ikut-ikutan seperti ini, apa yang bisa dilakukan?

- Tunjukkan rasa tidak setuju. Memberinya ceramah panjang lebar bahwa menyontek itu tidak baik bla... bla... bla… mungkin hanya akan didengarnya sambil lalu. Tapi kalau dengan singkat namun tegas Anda katakan tidak setuju, “Mama tidak setuju kalau kamu menyontek. Itu berarti hasilnya nanti bukan murni jerih payahmu.” Itu mungkin akan lebih terekam di benaknya, dan membuatnya menyadari, Anda benar, seharusnya ia tidak menyontek.

- Tegaskan padanya, hasil bagus berkat menyontek tidak akan pernah bisa memberikan rasa bangga yang sesungguhnya. Hati kecilnya tidak akan pernah bisa dibohongi. Jelaskan pula, Anda akan lebih bangga bila nilai ulangannya biasa-biasa saja asalkan itu sudah merupakan hasil usaha terbaik darinya.

- Tanamkan, kejujuran lebih penting daripada keberhasilan sesaat. Kejujuran yang melandasi setiap langkah akan membuatnya tenang dalam melakukan apapun. Ini tidak hanya untuk masa sekarang ini ketika ia masih duduk di bangku sekolah, tetapi juga untuk masa-masa yang akan datang, terlebih setelah ia dewasa nanti. Sebaliknya, kecurangan hanya akan membuat ia merasa tidak tenang, meski untuk sesaat bisa saja hasilnya cemerlang.

Komunikasikan hal-hal tersebut dengan tenang tanpa emosi ya, Ma. Mengucapkan kritikan, kecaman, atau bahkan memarahi hanya akan membuatnya merasa tersudut dan tidak nyaman. Bisa-bisa ia jadi tak mau berterus terang lagi pada Anda. Percayalah, dengan mengusik hati nuraninya saja, itu sudah cukup untuk membuatnya berusaha memperbaiki diri, dan mencegahnya menyontek lagi.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia