Anak Nyaman Berbagi Kamar

Setiap orang tua pasti sudah (atau mungkin sedang) melalui susah dan mudahnya tidur sekamar dengan anak ketika ia masih bayi. Kini waktunya anak untuk berbagi kamar tidur dengan kakak atau adiknya.

Membayangkan perjuangan menidurkan dua anak di satu kamar dan di saat yang bersamaan tentunya bisa membuat nyali ciut. Apa boleh buat, tak semua rumah punya jumlah kamar yang cukup untuk masing-masing anak.

Tenang, Ma, tak perlu panik. Beberapa tip dan trik berikut akan membantu Anda menyiasati fase ini.

Hargai waktu tidur anak  
Ini penting sekali terutama untuk Anda yang menyatukan bayi dengan balita di dalam satu kamar yang sama. Jangan pernah berasumsi bahwa karena si kecil saling berbagi kamar maka mereka juga akan berbagi jadwal tidur yang sama. Jika bayi Anda tidur pukul 6.30 malam, sedangkan balita Anda tak akan tidur sebelum pukul 8 malam, tak perlu menganggap itu sebagai sebuah masalah besar.

Tidurkan si bayi terlebih dahulu, dan kemudian anggaplah sisa waktu satu setengah jam sebagai bonus quality time Anda dengan si balita. Bacakan buku kesukaannya atau sekadar berpelukan sebelum tidur tentu akan menjadi ritual yang menyenangkan. Jadi, tak apa jika keduanya memiliki jam atau rutinitas menjelang tidur yang berbeda. Walaupun rasanya tidak adil, sebenarnya Anda menghormati kebutuhan masing-masing anak.

Minimalkan segala bentuk gangguan
Beberapa Mama menganjurkan untuk memindahkan anak yang masih bayi ke kamar kakaknya ketika si bayi sudah dapat tidur dengan tenang sepanjang malam, sehingga sang kakak tidak terganggu dengan bayi yang terkadang rewel dan terbangun di tengah malam.  Selain itu juga memang ada baiknya Anda tidak menyatukan keduanya terlalu cepat, karena berpotensi untuk menimbulkan persaingan dari sang kakak terhadap adiknya yang masih bayi.

Namun, jika memang Anda ingin menyatukannya sedari si adik masih bayi, pastikan Anda menggunakan monitor. Sehingga jika si bayi rewel, Anda dapat segera mengetahuinya dan tak perlu makan waktu lama untuk meresponsnya. Saran lain adalah untuk menidurkan siapapun yang dapat tidur lebih cepat. Ketika Anda menidurkan si bayi, pisahkanlah si kakak di ruangan yang berbeda. Jelaskan terlebih dahulu kepadanya mengapa ia tak bisa berada di kamar pada saat adiknya mencoba tidur dan ajaklah ia untuk ikut bekerja sama, dengan begitu ia akan ikut merasa memiliki andil dalam mengurus adiknya dan telah menjadi kakak yang baik.

Tidur siang? Saatnya lebih kreatif.
Salah satu bagian paling berat dari menempatkan kedua anak Anda dalam satu kamar adalah bagaimana caranya mengakali waktu tidur siang. Pertama, tidur siang itu sendiri sudah menjadi tantangan yang lebih besar daripada tidur malam. Kini, ditambah lagi dengan dua anak yang harus tidur siang dan hanya terpaut beberapa meter satu sama lainnya.

Jika kedua anak Anda sulit untuk tidur siang di dalam satu ruangan yang sama dan malah terus saling membangunkan, cobalah untuk lebih kreatif dalam mencari celahnya. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memisahkan keduanya, mengingat bayi perlu waktu tidur yang lebih panjang, maka biarkan si adik tidur di kamarnya, dan si kakak bisa tidur siang di kamar Anda. Dengan begitu, keduanya bisa mendapatkan tidur siang yang cukup tanpa saling terganggu akan kehadiran masing-masing.

Set the mood.
Ruangan yang gelap dan sunyi bisa membantu tidur menjadi lebih optimal, khususnya bagi kakak dan adik yang saling berbagi kamar. Jika ruangan dalam keadaan gelap, anak-anak tak akan bisa saling melihat dan dengan begitu tak akan saling mengganggu atau terganggu oleh bayangan dan gerakan masing-masing.

Jika memungkinkan, Anda bisa menggunakan white noise machine, yaitu mesin audio yang menyediakan berbagai bunyi-bunyian yang bisa menunjang tidur anak, seperti bunyi rintik hujan, desir angin, dan sebagainya.  Bunyi-bunyian tersebut akan membuat anak-anak lebih cepat mengantuk dan tidur lebih lelap. Jika tak ada white noise machine, tak harus beli, kok, Ma. Anda juga dengan mudah dapat mengunduh white noise melalui aplikasi di smart phone.

Bersenang-senanglah!
Bagi anak yang lebih besar, konsep berbagi kamar dengan sang adik bisa menjadi hal yang mengesalkan, apalagi jika ia sudah terbiasa menguasai ruangan tersebut sendirian dalam waktu yang cukup lama. Ajaklah ia untuk ikut andil dalam serunya mempersiapkan kehadiran sang adik di kamarnya. Anda bisa berbagi ide mengenai dekorasi kamar, tata letak, bahkan sekadar memilih warna cat dinding.

Tantangan lainnya adalah menidurkan anak. Ya, benar, menidurkan anak bisa menjadi suatu kegiatan rutin yang cukup sulit, maka dari itu buatlah menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Anda bisa menyelipkan sedikit permainan di dalamnya, misalnya berpura-pura menjadi ninja bersama anak ketika ia masuk ke dalam selimut, atau berakting seperti detektif ketika memasuki kamar dengan berjalan pelan dan menggunakan senter. Dengan begitu, kegiatan menjelang tidur malam bisa menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan oleh mereka. Prinsipnya: whatever the problem is, solve it in a fun way!

Time for plan B!
Persiapan sebanyak dan selengkap apa pun, pastinya suatu saat akan ada saat-saat semua tidak berjalan sesuai rencana. Inilah mengapa Anda memerlukan rencana cadangan, untuk apa pun. Sebagai contoh, jika si kakak harus berbagi kamar dengan adiknya yang masih bayi, ada baiknya juga Anda menyediakan tempat cadangan untuk mengganti popok atau menyiapkan area bermain kecil di luar kamar tidur.

Hal ini dimaksudkan agar ketika terjadi keadaan darurat dan Anda perlu mengganti popok bayi di tengah malam atau menenangkan bayi yang tiba-tiba rewel, maka si kakak tidak akan terganggu oleh aktivitas tersebut dan terbangun dari tidurnya.

This too shall pass.
Mengubah formasi dan kebiasaan tidur anak memang bukanlah sebuah proses yang cepat dan mudah (apa pun yang menyangkut perubahan tentu memang tak pernah mudah bukan?).

Pada awalnya, anak-anak Anda mungkin akan sering terbangun di tengah malam, dan bahkan mungkin saja jadi kekurangan waktu tidur. Ini semua tentunya hanyalah proses adaptasi yang harus dilewati bersama. Tapi ketahuilah, Ma, semua pasti terlalui dan situasi akan jadi lebih baik seiring berjalannya waktu.

Ketika anak sudah mulai terbiasa dengan pengaturan tidur yang baru, keadaan pasti akan kembali menjadi normal, dan tanpa Anda sadari, semua dapat tidur kembali layaknya bayi. So, relax, take a deep breath, and good luck!

Foto: Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia