Benci sekolah

“Aku benci sekolah!” Ini sudah kesekian kalinya kalimat itu dilontarkan Jon setiap pulang sekolah. Tentu saja ini membuat Prima, ibunya yang berdomisili di Tebet bingung.
    Mulai dari kelas 3 SD sebenarnya tantangan akademis anak di sekolah semakin meningkat dan tekanan ini terus dirasakan anak sampai ke tingkat kelas berikutnya. Apalagi di kelas 6 anak dituntut untuk siap menghadapi ujian kelulusan. Di sisi lain, anak juga sedang mengalami masa puber yang membuat mereka jadi lebih mencemaskan penampilan.
    Jangan tunggu sampai masalah ini berlarut-larut, segera ambil tindakan:
• Bantu anak mengidentifikasi masalah sebenarnya. Ajak dia berdiskusi dan bantu memilah masalahnya satu per satu. Temukan bersama inti masalah dan cari solusinya. Seringkali karena hanya ada satu masalah, anak menggeneralisir bahwa ia benci sekolah.
• Tinjau kembali bersama anak apa cita-citanya. Sadarkan dirinya, sekolah harus tetap ia lewati jika ia benar-benar ingin mencapai cita-citanya.
• Bicarakan masalah ini dengan gurunya. Kerjasama yang baik antara guru dan orangtua sa-ngat dapat diandalkan dan terbukti dapat memecahkan masalah ini.
PAR 0408

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia