Cermat Memotivasi Anak

Dari kecil hingga dewasa, tak bisa dipungkiri, kita selalu dinilai relatif terhadap orang lain. Termasuk orangtua, secara sengaja maupun tidak sengaja, suka membandingkan anaknya dengan orang lain yang mungkin lebih pintar, lebih rajin, dsb.

Padahal, hal seperti itu justru akan membuat anak semakin sulit untuk memperbaiki dirinya. Rumah sebaiknya menjadi tempat yang nyaman bagi para anak untuk diterima sebagai diri sendiri dan tidak dibanding-bandingkan dengan orang lain.

Mungkin beberapa orangtua sebenarnya bukan bermaksud membandingkan, namun bagi anak, kata-kata yang dikeluarkan orang tua dapat ditangkap seakan-akan sedang membandingkan.

Misalnya, “Kenapa sih kamu nggak bisa dapat nilai bagus seperti teman kamu di kelas? Padahal Mama yakin kamu bisa dapat nilai bagus, tapi kamu malas belajar, sih.” Perkataan seperti itu bukan tidak mungkin akan membuat anak drop.

Orang tua boleh-boleh saja membandingkan. Tapi, tinggalkan kata-kata, “Kenapa sih kamu tidak bisa seperti dia?” dan ganti dengan, “Bulan lalu kamu dapat nilai bagus, nak, kenapa sekarang nilainya turun? Mama yakin, kalau kamu belajar serius, pasti nilai kamu bisa lebih bagus.”

Jadi, bandingkanlah anak dengan dirinya sendiri, bukan dengan temannya, ataupun saudaranya sendiri. Yang boleh dibandingkan adalah perbedaan kemampuan atau anak tersebut dulu dan sekarang. Dengan begitu, anak tidak akan merasa terpojok dan justru akan berusaha untuk menunjukkan bahwa ia bisa lebih baik lagi ke depannya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia