Kapan Bicara Soal Seks pada Anak?

SMP merupakan masa puber yang sedang menggebu pada seorang anak. Namun, masa puber sendiri sudah dimulai sejak anak di bangku SD. Usia puber pada anak perempuan biasanya antara usia 10-11 tahun, sementara pada anak laki-laki pada usia 11-12 tahun. Tapi, beberapa anak ada yang memasuki masa puber ini lebih cepat dan ada yang lebih lama.
 
Pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI,   anak mengalami banyak sekali perubahan, baik fisik, emosi/psikis, dan hormon-hormon pertumbuhan keluar semua untuk menyiapkan organ-organ reproduksi. “Hormon-hormon ini yang membuat anak mudah terpancing untuk hal-hal yg berbau seksualitas. Bayangkan, jika ketertarikan yang dari dalam diri ini ditambah lagi daya tarik dari luar. Tentunya, membuat anak semakin penasaran,” ujar psikolog yang biasa disapa Ita ini.  

Masalah puber yang biasanya menyangkut soal seksualitas itu penting menjadi pembicaraan antara orang tua dan anak. Sayangnya, pembicaraan ini sering kali dirasakan tak nyaman. Membuat jengah, canggung, baik bagi orang tua maupun anak. Seorang teman bercerita, ia terdiam ketika anaknya melaporkan dia mengalami mimpi basah. Ketika ia meminta suaminya yang menangani, ternyata dia juga enggan bicara. “Ahh, sudahlah. Itu  wajar. Nanti juga dia mendapat penjelasan dari sekolah.”

Pendapat itu keliru, menurut Ita. Masalah seks dan puber menjadi tugas orang tua untuk membukanya. “Terhadap perubahan dirinya, anak-anak bisa menjadi merasa tak nyaman, bingung, dan malu. Selain itu, tanpa arahan yang tepat, anak bisa jatuh pada informasi yang salah atau lebih nekat lagi memilih melakukan eksprimen sendiri,” ujar Ita yang juga psikolog di Klinik Rumah Hati.

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk membicarakannya? Tak perlu menunggu ciri-ciri puber terlihat, seperti anak mengalami menstruasi atau mimpi basah. “Jika orang tua menemukan sesuatu yang aneh dan membuat anak resah, misalnya tumbuhnya bulu, maka orang tua bisa mendekatinya untuk mulai menjelaskan soal pubertas serta masalah terkait seks lainnya. Meski untuk membicarakan ini memang ada tahapannya. Dan, antara anak yang satu dengan lainnya, memang tak sama pendekatannya,” ujar Ita.

Ada beberapa hal yang mulai membuat ‘galau’ anak-anak usia praremaja berkaitan dengan perubahan-perubahan pada diri mereka. Ini beberapa hal yang terjadi pada mereka:

• Bertanya,“Apakah saya normal?” Mereka mulai memperhatikan pertumbuhan dan bentuk tubuh mereka dan membandingkannya dengan teman sebayanya.

• Mulai memperhatikan penampilan mereka secara khusus.  

• Tertarik dengan anatomi tubuh dan seksualitas dirinya serta topik seksualitas, seperti tentang ciuman, kehamilan, menstruasi, mimpi basah, dan sebagainya

• Mulai melirik lawan jenis.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia