Masalah bicara

Sebelum Anda curiga si kecil memang telat bicara, ada beberapa kunci sederhana yang perlu diingat:

Setiap anak adalah individu unik dengan proses perkembangan yang sedikit banyak khas untuk dirinya. Ada anak yang motoriknya lebih pesat, tetapi ada anak yang kemajuan perkembangan verbal lebih cepat ketimbang motoriknya. Perkembangan bahasa? Spektrumnya bisa lebar sekali.

Interaksi anak dengan lingkungan bisa mempergunakan berbagai bentuk, termasuk bentuk interaksi nonverbal, seperti interaksi mata atau gerak tubuh. Bila anak mampu berinteraksi (meski bukan dalam bentuk interaksi verbal), Anda tak perlu terlalu cemas. 

Kemampuan bicara anak diawali dengan pemahaman terhadap bahasa verbal yang dilakukan sehari-hari. Sambil mendengarkan lingkungannya berbicara, anak belajar mengenal kata dan bunyinya. Setelah itu, ia akan belajar cara mengucapkannya.

Berikut ini panduannya:

Usia satu tahun: Meniru suara-suara di sekelilingnya dan terdengar seperti bahasa ‘planet’. Semakin menyadari kekuatan bicara sebagai cara berkomunikasi. Mulai dari bahasa isyarat atau pemakaian satu kata yang belum jelas lafalnya.

Usia 18 bulan: Perkembangan perbendaharaan kata umumnya dimulai, tetapi  jangan berharap mendengar pengucapan sesuai aslinya.

Usia dua tahun: Sudah memahami sampai 200 kata, meski mungkin hanya memakai 50–75 kata saja secara reguler. Ia mulai bisa menggandeng dua kata, misalnya “num cu”, untuk minum susu. Hati-hati dengan bahasa yang dipergunakan orangtua ya!

Kalau ia sudah 3 tahun dan belum juga bicara haruskah ke dokter? Pertama, trust your instinct. Kedua, jika anak masih belum bisa mengucapkan huruf mati, sulit menyebut nama benda di rumah, serta belum bisa menggandeng dua kata, coba dibawa ke dokter spesialis neurologi anak untuk evaluasi lebih lanjut. Sementara ini, banyak-banyaklah mendongeng, berbicara, serta jangan biarkan anak nonton TV lebih dari satu jam sehari. Nonton TV bukan kebiasaan baik, karena anak dikondisikan pada suasana non interaktif.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia