Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Anda mungkin ingin anak memiliki identitas dan tidak menjadi anak seragam dengan kelompoknya.


Namun, memahami cara bergabung dalam suatu aktivitas atau kelompok adalah pelatihan yang baik untuk masa depan. “Dalam setiap aspek kehidupan, si kecil harus bekerja sama dalam kelompok, baik untuk kerja kelompok di sekolah atau dalam pekerjaannya nanti,” ujar Erika Rich, Ph.D., seorang psikolog anak dari Los Angeles yang membentuk kelompok keahlian sosial untuk anak-anak.

“Anak-anak dan orang dewasa seringkali harus bergabung dengan orang-orang yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, dan mereka harus dapat menyelaraskan ide-ide yang berbeda. Mereka yang dapat menyatukan sebuah kelompok biasanya memiliki bakat pemimpin.”

Untuk anak lebih kecil:

Pertama-tama, ajari anak untuk mengenali jalan masuk ke sebuah kelompok, kata psikolog anak Lawrence E. Shapiro, Ph.D., penulis buku “How to Raise a Child with a High EQ”  “Masalahnya, kadang si kecil malah berusaha berbicara ke seluruh kelompok, bukannya memilih satu anak di kelompok tersebut,” ujarnya.

Karena itu, beri petunjuk pada anak, anak mana yang menunjukkan sinyal-sinyal ramah dan mudah didekati. Sinyal-sinyal itu umumnya adalah non-verbal, misalnya seorang anak yang ramah akan melihat ke arah anak dan tersenyum.

Untuk anak lebih besar:

Anak usia sekolah biasanya sudah mengerti sinyal-sinyal non-verbal tetapi mereka cenderung berpikir hitam dan putih. Karena itu, bantu dia untuk fokus terhadap anak-anak yang menyukainya. Anak mungkin hanya perlu bantuan untuk memilih kelompok yang tepat baginya. “Anak biasanya akan bergaul baik dengan anak yang mirip dengan dirinya,” ujar Shapiro. Jika dia pemalu, pasangkan dia dengan anak-anak lain yang juga pemalu; jika ia menyukai Star Wars, arahkan dia untuk bergaul dengan anak-anak yang suka Star Wars.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia