Meramal Tinggi Badan Anak

Bertanya soal tinggi badan anak di masa depan pada pakar tumbuh kembang anak di mana saja, Anda akan mendapatkan jawaban yang kira-kira seperti ini. Meski bisa dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, faktor genetis alias keturunan adalah poin utama yang akan menentukan tinggi tubuh seseorang. Bahkan, berbekal tinggi badan Anda dan pasangan, Anda pun bisa ‘meramal’ tinggi tubuh anak setelah dewasa nanti dengan menggunakan rumus berikut:

Anak laki-laki:       Tinggi tubuh ayah + tinggi tubuh ibu
                         ______________________________  + 13  +/-  8,5 cm
                                         2

Anak perempuan:       Tinggi tubuh ayah + tinggi tubuh ibu
                                _______________________________ - 13  +/-  8,5 cm
                                                     2

Melalui perhitungan ini, Anda akan mendapatkan nilai batas atas (maksimal) dan batas bawah (minimal) dari tinggi badan si kecil kelak. Misalnya jika ayah memiliki tinggi tubuh 175 cm, dan ibu 165 cm, maka kemungkinan tinggi tubuh anak laki-laki yang tertinggi adalah (175 + 165 : 2) +13 + 8,5 = 191,5 cm. Sedangkan kemungkinan tinggi tubuh terendahnya adalah (175 + 165 : 2) +13 - 8,5 = 174,5 cm.

Nilai ini, menurut Siobhan Pittock, M.D., dokter spesialis endokrinologi anak dari Mayo Clinic di Rochester, Amerika, merupakan potensi bawaan yang dimiliki anak sedari lahir. “Apakah anak akan mendekati nilai batas atas ataupun bawah, itu akan ditentukan oleh sejumlah hal, antara lain kondisi ibunya ketika sedang mengandung, asupan gizi anak dan aktivitasnya sehari-hari, juga oleh faktor eksternal lainnya,” jelas dr. Pittock.

Metode lain yang juga biasa digunakan untuk memperkirakan tinggi badan anak ketika dewasa kelak adalah dengan berpatokan pada tinggi tubuhnya di usia dua tahun. Caranya adalah dengan mengalikan dua tinggi tubuh si kecil pada saat dia berusia dua tahun. Jadi kalau tinggi si kecil adalah 85 cm, maka estimasi tinggi tubuhnya ketika dewasa adalah sekitar 170 cm. Menurut dr. Pittock, metode ini bisa digunakan karena biasanya pada usia 2 tahun anak-anak sudah akan mencapai kecepatan pertumbuhan yang menetap hingga ia dewasa kelak.

Pada setahun pertama kehidupannya, anak memang akan melewati beberapa tahapan growth spurt (lonjakan fase pertumbuhan atau peningkatan kecepatan pertumbuhan) yang membuat tinggi tubuhnya mengalami penambahan secara signifikan. Tetapi selanjutnya, yaitu setelah melewati usia dua tahun, anak-anak yang sehat biasanya akan mengalami penambahan tinggi secara konstan sebesar kira-kira 3-5 cm per tahun hingga ia mencapai usia puber.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia