Pemikiran Salah Tentang Anak Disleksia

Meski mengalami gangguan belajar, anak disleksia bukanlah anak bodoh yang memiilki IQ rendah. “IQ-nya normal dan malah cenderung lebih tinggi,” ujar Annelia Sari Sani, psikolog anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.  Dimasukkan ke dalam anak dengan gangguan belajar, menurut Anne karena:

  • Punya IQ normal tetapi mendapat nilai, prestasi, atau kemampuan akademik lebih rendah dibandingkan dengan seharusnya pada usia atau tingkat pendidikannya. Misalnya, pada usia 7 tahun, harusnya anak sudah bisa membaca atau setidaknya mengenal huruf. Tapi anak ini mengalami kesulitan.
  • Juga mengalami gangguan memproses informasi penginderaan pada satu atau lebih dari indra manusia. Indra atau sensori pada manusia itu sesungguhnya ada tujuh. Selain 5 indra yang selama ini dikenal yaitu penglihatan (visual), auditori (pendengaran), pengecapan (gustatori), penciuman (olfaktori), perabaan/sentuhan (taktil), maka ada dua penginderaan lagi, yaitu  gerak (propioseptif), dan keseimbangan (vestibular).  Anak yang bermasalah dengan indra gerak itu akan sulit mengontrol gerak, termasuk juga kecepatan, perkiraan, dan kontrol gerak. Sehingga, saat menutup pintu akan kesulitan memperkirakan besar tenaga yang digunakan agar pintu tidak menutup dengan keras, atau sulit menangkap atau melempar bola. Sedangkan untuk indra keseimbangan, ia kesulitan menjaga keseimbangan seperti sulit berjalan menyusuri papan yang lurus, atau saat berjalan sering clumsy, terjatuh atau menabrak sesuatu tanpa sebab jelas.

Di samping IQ normal bahkan di atas normal, anak disleksia juga punya kecerdasan visual spasial, sehingga mampu membentuk gambaran tentang tata ruang di dalam pikiran, punya imajinasi tinggi dan kreatif. Dia pun berdaya ingat tinggi dan memiliki kemampuan memecahkan masalah lebih tinggi daripada anak seusianya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia