Apakah anak Anda cukup tidur? Angket tahunan Sleep in America yang diadakan National Sleep Foundation membuktikan, kebanyakan anak tidur minimal kurang 1 jam dari rekomendasi pakar yang seharusnya setiap malamnya.

Angket tersebut meneliti bahwa masalah tidur ini berkaitan dengan berbagai jenis isu, mulai dari bagaimana olahraga memengaruhi istirahat hingga bagaimana anak tidur pada malam saat mereka bersekolah paginya.

Menurut badan tersebut, kurangnya tidur anak ini sangat erat kaitannya dengan kehadiran alat elektronik di kamarnya. Sekitar 75% anak SD dan SMP memiliki alat elektronik di kamarnya, dan jumlah ini bertambah hingga hampir 90% untuk anak SMA. Stimulasi tambahan, berupa lampu dan suara, dari elektronik membuat anak lebih sulit rileks dan bermimpi.

National Sleep Foundation merekomendasikan pembatasan jumlah waktu nyalanya screen dekat tempat tidur dan langsung mematikannya sekitar 1 jam menjelang tidur untuk memastikan anak cukup tidur. Badan tersebut menyarankan agar anak melakukan aktivitas tanpa kabel pada saat seperti ini, seperti ngobrol, membaca, memainkan games yang non elektronik, atau tidur-tiduran. Yang penting, aktivitas ini tidak melibatkan TV, tablet, atau texting.

Ingat, ya, Anda harus memberi contoh bagi anak-anak dan juga diri sendiri. Orang dewasa juga kurang tidur sesuai rekomendasi yang dianjurkan, dan kebanyakan dari hal ini disebabkan adanya HP dan tablet di kamar tidur. Penelitian menunjukkan, orang tua yang membuat aturan tidak ada elektronik di kamar tidur, termasuk di kamar tidurnya, akan memiliki rumah yang lebih ‘sehat’.

Bagaimana pun, kurang tidur jangan dianggap sepele, sebab hal ini merupakan masalah yang serius bagi anak dan juga orang dewasa. Mengapa? Hal ini bisa membuat si kecil berkurang konsentrasinya di sekolah, melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko mengalami obesitas, dan membuat anak menjadi moody. Jadi, perhatikan jumlah jam tidur anak setiap malamnya. Anak usia 5 – 12 tahun seharusnya tidur selama 10 – 11 jam setiap malam.