Pesan berharga “Laskar Pelangi”

Wajah-wajah lusuh, polos dan lugu dari calon murid-murid SD Muhammadiyah Belitong itu sudah mengundang senyum sekaligus memunculkan rasa haru sejak adegan pertama. Ada Ikal (diperankan oleh Zulfanny), si tokoh sentral, Mahar (Verrys Yamarno) yang memiliki bakat seni, Lintang (Ferdian) yang berotak cemerlang, serta teman-teman mereka: Kucai (Yogi Nugraha), Syahdan (M. Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), Trapani (Suharyadi Syah Ramadhan), dan satu-satunya murid perempuan, Sahara (Dewi Ratih Ayu Safitri).

Kesembilan anak ini nyaris tak bisa bersekolah kalau tidak ada tambahan satu lagi murid baru. Maklum, sebelumnya Pak Harfan (Ikranegara), sang kepala sekolah, sudah menerima ancaman dari penilik sekolah bahwa SD Muhammadiyah akan ditutup kalau tahun itu murid yang mendaftar tidak mencapai 10 orang.  Syukurlah pada detik-detik terakhir, muncul Harun (Jeffry Yanuar) melengkapi jumlah itu. Meski agak terbelakang mental, terbukti kemudian, Harun ikut meramaikan hari-hari belajar teman-temannya di sekolah.  Ibu Muslimah (Cut Mini), sang guru, menamakan mereka Laskar Pelangi.

Kondisi sekolah yang hampir roboh, atap yang bocor dan lantai yang banjir di kala hujan, tidaklah menyurutkan keriangan Laskar Pelangi menimba ilmu di sekolah ini. Kegigihan para murid itu untuk belajar, sama gigihnya seperti semangat Pak Harfan untuk mempertahankan keberadaan sekolah itu. “Sekolah ini harus tetap ada, karena sekolah ini tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga mengajarkan tentang akhlak (budi pekerti),” katanya.

Segenap keterbatasan itu juga bukanlah penghalang bagi anak-anak untuk tetap kreatif dan berprestasi. Mereka berhasil jadi juara karnaval berkat kostum dan tarian kreasi mereka sendiri, jadi pemenang lomba Cerdas Cermat – terutama berkat Lintang, si jenius yang nasibnya pasti akan membuat Anda terenyuh, serta si kecil Ikal yang pernah berkhayal tentang Paris, dan akhirnya benar-benar sampai ke Paris karena mendapat beasiswa untuk belajar di sana. 

Berangkat dari novel karya Andrea Hirata yang kisahnya begitu menarik dan sarat pesan, penggarapan yang bagus untuk sebuah film layar lebar oleh Riri Reza dan Mira Lesmana membuat film ini sangat menarik untuk ditonton. Bukan hanya novelnya yang laris manis (cetakan pertama sebanyak 5.000 eksemplar habis dalam seminggu!), filmnya pun membuat orang mengantri sejak pemutaran perdana. 

Antrian panjang ini juga terlihat Minggu pagi, 12 Oktober lalu, di Planet Hollywood, Jakarta, ketika Miles Production mengadakan acara nonton bareng untuk para pemenang kuis dari majalah Ayahbunda dan Parenting-Indonesia. Jadilah mendadak Studio 3 Planet Hollywood ramai dengan celotehan anak-anak bersama mama papanya. Suasana jadi lebih meriah lagi ketika ternyata, ada kejutan lain untuk penonton: Mira Lesmana dan Riri Reza turut hadir memeriahkan acara hari itu! Wah, jadi tambah bersemangat nonton nih...

Sebelum acara, masih ada bagi-bagi hadiah dari majalah Parenting-Indonesia dan Ayahbunda. Sudah nonton gratis, dapat hadiah pula! Siapa yang bisa menolak? Para mama pun otomatis saling berebut menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan. Namun rupanya, para papa juga tak mau ketinggalan! Mereka pun tak kalah antusias menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan.

Ketika akhirnya film diputar, benar saja, belum ada sepuluh menit film berjalan, sudah ada beberapa mama yang menyusut air mata. Sesekali terdengar tawa dan celetukan lirih ketika ada adegan-adegan lucu, atau gumam dan bisik-bisik lirih ketika ada adegan yang mengharukan atau memberikan inspirasi. Rupanya, saat itu banyak mama yang melemparkan nasehat pada si kecilnya agar belajar dari tokoh-tokoh yang ada di dalam film,  dan mengajak anak-anaknya untuk bersyukur, karena bisa menuntut ilmu dengan keadaan yang lebih baik.

Semoga  akan lebih banyak lagi film karya anak negeri seperti Laskar Pelangi. Film yang tak hanya menjual khayalan kosong dan hiburan semu semata, tapi juga mampu memberikan inspirasi dan sarat nilai-nilai edukasi.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia