Pilihan termometer sesuai usia anak


Lahir sampai 3 bulan
Pilih termometer yang digunakan lewat anus. Jenis ini paling akurat dan direkomendasikan untuk bayi, khususnya bayi yang baru lahir. Infeksi berbahaya bagi bayi, sehingga dokter memerlukan pemeriksaan yang bisa dipercaya.

Kekurangannya: Anda mungkin khawatir si kecil merasa tidak nyaman, tapi termometer digital terbaru bisa memberi hasil dalam hitungan detik.

Tip: Baringkan si kecil, seperti ketika mengganti popok. Posisi ini dikenal si kecil, dan kontak wajah dengan wajah akan memberinya rasa nyaman.

3 bulan sampai 4 tahun
Pilih termometer yang digunakan lewat anus, atau lewat mulut. Pemeriksaan melalui anus paling oke. Tapi, jika anak suka menggeliat-geliat, Anda bisa memilih cara lain. Anak usia 3 tahun sudah bisa mempertahankan termometer mulut di bawah lidahnya tanpa menggigit.

Kekurangannya: Batita dan anak prasekolah sering tak bisa duduk diam saat diperiksa lewat anus. Tapi mereka juga seringkali belum siap untuk termometer mulut. Jadi, gunakan termometer yang bisa diletakkan di bawah ketiak, meski hasilnya kurang akurat.

Tip: Ketika menggunakan termometer di bawah ketiak, tahan lengan si kecil agar menempel pada bagian dada untuk mendapat hasil paling akurat.

4 tahun ke atas
Pilih termometer yang dimasukkan ke dalam mulut. Seharusnya anak sudah bisa menggunakan termometer mulut. Apalagi, alat ini bisa memberikan hasil yang sangat terpercaya.

Kekurangannya: Kebanyakan termometer mulut bisa pula digunakan sebagai termometer anus (atau di bawah ketiak). Tapi, jangan gunakan termometer dari anus ke mulut (walau sudah dibersihkan). Sebaiknya, beli dua termometer yang berbeda.

Tip: Pastikan si kecil tidak mengonsumsi minuman panas atau dingin sekitar 15 menit sebelumnya, lalu letakkan termometer di bawah lidah – agak ke dalam dan di sisi mulut.

Catatan: Hati-hati dengan termometer dari kaca. Selain mudah pecah, cairan merkuri di dalamnya adalah racun.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia