Tidak sekadar “Jangan!”

“Jangan” memang kata yang paling tepat untuk melarang si kecil melakukan hal-hal yang berbahaya, seperti memegang pisau atau berkeliaran di tempat pertokoan.  Kata “jangan” juga menjadi kata langganan ketika harus mendisiplinkan si kecil, namun terkadang terlalu banyak kata “jangan” bisa jadi sekedar angin lalu saja.  Nah bagaimana ya membuat si kecil mau mendengar, tanpa harus membuat Anda kesal.

Meski Anda memang perlu menyelamatkan si kecil yang nakal itu, terlalu banyak kata “jangan” bisa menjadi bumerang, lho. Mereka nantinya akan menganggap seperti angin lalu saja sehingga cenderung untuk mengabaikannya. Misalnya, saat mereka ingin menyeberang jalan dan Anda bilang “tidak”. Karena para batita ini amat pintar meniru, semakin sering Anda bilang tidak, semakin sering ia akan kembali mengatakannya pada Anda.  Beberapa anak menanggapi larangan tegas itu dengan mengamuk, dan jika Anda terus-terusan melarang ini itu, risikonya hubungan Anda dan si kecil akan memburuk.

Tapi, itu tak berarti Anda lalu boleh mengabaikan disiplin sama sekali. Jika Anda tidak menetapkan aturan, sikap anak Anda akan buruk, dan pasti takkan menyenangkan berada di dekatnya. Nah, untuk membantu Anda tetap tegas, tanpa harus bersikap diktator, inilah beberapa petunjuk bagi Anda, taktik untuk bilang “jangan”.

? Lindungi rumah Anda. Sembunyikan vas bunga hadiah dari nenek atau cangkir-cangkir kristal Anda. Batita suka  menjelajah, dan mereka perlu tenggelam dalam suatu kegiatan tertentu. Kadangkala itu juga berarti memberikan  akses yang lebih mudah bagi mereka untuk menjangkau sesuatu.
 
?  Gantikan. Solusi mudah lainnya adalah dengan mengganti mainan/aktivitas yang tak boleh dilakukan dengan  mainan serupa. Saat anak Anda yang berusia 2 tahun mengambil palu, pelan-pelan ambillah palu itu dan bimbing  dia untuk bermain-main dengan mainan alat pertukangannya sendiri. Dengan begitu, ia akan bisa terus memukul- mukul tanpa melukai diri sendiri.

?  Jelaskan posisi Anda. Saat mengatakan pada si kecil apa yang harus ia lakukan, jelaskan alasan mengapa ia harus  mendengarkan kata-kata Anda. Dengan memberikan penjelasan, permintaan yang kita ajukan terlihat lebih  beralasan dan memacu si anak untuk menerima aturan tersebut. Jika mereka paham konsekuensinya, mereka  mungkin akan berpikir dua kali sebelum melakukannya lagi, baik dalam pengawasan Anda atau pun tidak.

?  Jangan menjelaskan secara berlebihan. Batita tak bisa memahami penjelasan yang rumit seperti misalnya keadilan,  jadi berikan solusi yang sederhana. Jika anak Anda merebut truk mainan temannya, kembalikan mainannya, dan  berikan ia mobil pemadam kebakaran.

?  Mintalah dengan kalimat positif. Katakan pada si kecil apa yang Anda ingin ia lakukan, bukan apa yang Anda tak  ingin ia lakukan.

?  Bersikaplah konyol. Anak Anda ingin makan sebungkus Oreo sekaligus? Daripada bilang “Tidak boleh! Itu tak  sehat,” cobalah bersikap nyeleneh: tanya ia sambil tertawa,”Emang kue-kue itu sama sehatnya dengan brokoli?”  Dia tahu bahwa Anda mendengar permintaannya, namun batasan yang Anda berikan juga jelas.

? Pahami perasaannya. Anak akan lebih mudah menerima pernyataan “Ibu tahu kamu sangat menginginkan boneka  anjing itu, tapi kamu kan sudah punya enam boneka” daripada Anda menyatakan penolakan langsung. Mungkin  mereka takkan senang, tapi jika mereka pikir Anda memahami kekecewaan mereka, mereka akan lebih mudah  menerima keputusan Anda.

? Menyerahlah sekali-sekali. Jika Anda terlalu kaku menerapkan disiplin, si kecil akan merasa tertekan. Lagipula,  siapa yang akan peduli kalau anak Anda memakai kostum Batman ke toko kelontong? Lihat saja sisi lucunya.  Pasti akan lebih menyenangkan.

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia