6 Cara Deteksi Buta Warna pada Anak
Meski Anda sudah mengajari anak tentang perbedaan warna, tetapi, kok, ia masih menyebut ‘merah’ untuk benda apa pun, yang warnanya berbeda-beda? Apakah ia buta warna?
- Sebenarnya, terbilang masih terlalu dini menjatuhkan vonis bahwa anak mengidap buta warna atau tidak saat ia berusia di bawah 3 tahun. Kemungkinan, ia belum mempelajari warna, atau belum menangkap pelajaran tentang warna – meski sudah diberikan oleh orang tuanya. Kebanyakan anak belum mengenal warna sampai ia berusia tiga atau empat tahun.
- Tak ada salahnya mulai mengajarkan warna sejak usia dini. Mulailah dengan menunjukkan warna merah, biru, hijau, dan kuning pada benda-benda yang sudah ia kenal. Tunda dahulu warna-warna muda atau campuran, seperti merah muda, cokelat, dan ungu, sampai ia berhasil menguasai pelajaran yang awal.
- Ketika anak sudah bisa menyebut suatu warna untuk pertama kali, mungkin semua benda akan ia sebut dengan warna tersebut. Tetapi, hal itu tidak menandakan bahwa ia buta warna, melainkan sekadar belum berpengalaman.
- Jika masih bingung membedakan warna di usia empat tahun, Mama bisa mengajak ia ke dokter untuk menjalani pemeriksaan, apakah ia termasuk salah satu di antara 7% anak laki-laki yang buta warna. Umumnya, buta warna diturunkan oleh ibu kepada anak laki-lakinya. Anak perempuan lebih sering berperan sebagai pembawa gen buta warna.
- Buta warna sendiri terjadi karena tidak lengkapnya jumlah bahan kepekaan cahaya di dalam sel-sel retina. Kekurangan itu akan membatasi kemampuan membedakan warna hijau dengan merah, dan kadang biru. Ada berbagai derajat dari buta warna, yakni mulai dari ringan hingga berat. Tetapi jangan khawatir, Ma, buta warna sama sekali tidak memengaruhi ketajaman penglihatan, dan tidak berhubungan dengan tingkat intelektualitas.
- Satu lagi, buta warna tidak bisa diobati. Memang ada kaca mata/ lensa kontak yang diberi filter berwarna, untuk meningkatkan kemampuan melihat kontras pada anak. Hanya saja, filter itu tidak bisa membantu ia membedakan warna.
