Agar Anak Terhindar dari Bahaya Tenggelam Saat Berenang



Pertengahan Mei lalu, tersiar kabar mengenaskan di media tentang dua bocah kakak beradik tewas tenggelam di kolam renang sebuah hotel di Bogor, Jawa Barat. Tidak ada yang mengetahui pasti penyebab dua bocah itu tenggelam. Situasi kolam renang saat itu pun sedang ramai. Meski mereka berdua sempat mendapatkan pertolongan pertama oleh pengunjung, tetapi karena tidak sadar, langsung dibawa ke rumah sakit. Sayang, dalam perjalanan menuju rumah sakit, nyawa sang adik tidak tertolong, sementara sang kakak meninggal dalam perawatan di rumah sakit. Acara liburan yang seharusnya menjadi saat menyenangkan untuk keluarga pun malah menjadi duka.

Di Amerika Serikat, tenggelam merupakan penyebab utama kematian akibat kecelakaan pada anak-anak usia 1 sampai 4 tahun. Menurut United States Swim School Association (USSSA), sejak Memorial Day di bulan Mei hingga Labor Day di bulan September 2015 saja, sebanyak 209 anak tenggelam di kolam renang dan 76 lainnya di danau. Meski data semacam itu belum ada di Indonesia, namun karena kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja, bahkan saat liburan sekalipun, apalagi berenang bisa dibilang merupakan aktivitas favorit anak selama liburan, maka tak ada salahnya, Anda mengajarkan anak berenang, untuk meminimalkan risikonya tenggelam.

Sejak usia berapa anak diajarkan berenang, dan teknik apa yang digunakan untuk mengajari mereka berenang memang tergantung preferensi setiap orang tua. Namun Sue Mackie, direktur eksekutif USSSA, dikutip dari parenting.com, mengingatkan agar Anda tidak lengah menjaga si kecil selama berenang, dan mengajarkan ia hal-hal di bawah ini.
 
1. Jangan bersikap acuh tak acuh saat memasuki air
Tegaskan kepada anak proses yang harus dilalui sebelum memasuki kolam, seperti memakai baju renang, mengoleskan tabir surya. “Menunjukkan rutinitas seperti itu akan mengajarkan anak bahwa kolam tidak dapat langsung dilompati kapan saja, tetapi perlu ada kelengkapan yang harus ia kenakan. Hal ini dapat membantu mengurangi kemungkinan anak berenang tanpa Anda sadari,” kata Mackie.

2. Masuk kolam dengan izin dari orang tua
Ciptakan aturan untuk anak bahwa ia baru bisa masuk kolam renang, jika Anda sudah mengizinkan. “Jika aturan ini diterapkan secara konsisten, anak akan terbiasa memberi tahu Anda terlebih dahulu sebelum mulai menceburkan diri ke kolam,” tambah Mackie.

Baca juga: Bahaya Dry Drowning Saat Anak Berenang 

 
3. Pilih jaket pelampung daripada pelampung lengan
Pelampung yang dipasangkan di lengan anak itu hanya menciptakan rasa aman palsu di sekitar air, karena bisa terlepas dan jatuh. Sebaiknya, gunakan jaket pelampung agar lebih aman. Mackie menyarankan, “Ajarkan juga kepada anak untuk berenang meraih tepian dinding kolam, kemudian menaiki tangga dengan aman."
 
4. Melepaskan kacamata renang
"Ajarkan anak untuk tidak bergantung kepada google ketika berada di dalam air, sehingga jika mereka jatuh ke kolam renang dan tenggelam, mereka bisa membuka mata dan menemukan jalan untuk meninggalkan kolam dengan aman," kata Mackie.
 
5. Jangan biarkan ketakutan Anda menahan mereka dari belajar berenang
Jangan takut dan panik, jika wajah anak Anda terbenam di air kolam renang. "Untuk anak yang masih kecil, latih ia mencelupkan kepala ke dalam air di bak mandi dan meniupkan gelembung untuk membangun kenyamanan mereka dengan air," ujar Mackie.

Yang tidak kalah penting, jangan lepaskan pandangan Anda dari anak-anak selama mereka berenang. Jika rumah Anda memiliki kolam renang, sebaiknya pasar pagar dan rintangan di sekitar kolam renang. Tak ada salahnya, Anda juga belajar melakukan CPR atau resusitasi jantung dan paru, untuk pertolongan pertama. 

Baca juga: Klub Renang untuk Anak

Foto: pixabay


 

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Agar Anak Terhindar dari Bahaya Tenggelam Saat Berenang

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia