Alasan Anak Hobi Menjerit

Saat anak di usia balita, orang tua akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menutup telinga dengan tangan. Ya, anak memang sedang senang-senangnya mengeluarkan aneka suara yang memekakkan di samping suara-suara yang normal.

Pada usia 5 bulan, kebanyakan bayi mulai bereksperimen dengan bunyi-bunyi yang bisa dihasilkannya. Lalu, pada usia 7 bulan ke atas, ia mulai berteriak sekencang-kencangnya. Masalahnya, makin lama makin tinggi intonasinya.

Menurut dr. Sears, ada berbagai alasan anak membuat keributan ini: Ia kagum pada power suara mungilnya, senang bereksperimen dengan aneka volume suara, serta terpana pada efek suara kencangnya pada orang lain.

Misalnya, jeritannya mampu membuat orang-orang dewasa di suatu ruangan langsung terdiam. Meski jeritannya sangat mengganggu, ini adalah cara yang normal bagi anak untuk belajar berkomunikasi.

Bagi anak Anda, bagaimana pun, jeritan menjadi alat untuk berkomunikasi. Suara yang dihasilkannya bisa membuat orang di sekitarnya mendengarkannya. Dari sini, Anda harus membantunya untuk lebih memelankan suaranya sehingga ramah bagi telinga orang lain.

Photo : Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia