Bila Anak Memukul Teman


Anak balita Anda sering dianggap pelaku bullying, karena sering memukul dan mendorong temannya. Bagaimana menanganinya?
Contoh kasus: “Setiap kali melihat anak lain berjalan menuju suatu mainan, anak saya akan langsung memukul dan mendorongnya. Menangislah anak tersebut. Apa yang harus saya lakukan,” ujar Dian, 30, Mama dari Deano (2,5).

Penyebab anak melakukan tindakan di atas bisa jadi karena ia mengidentifikasi dirinya dengan apa yang dimilikinya –atau apa yang mereka inginkan. Mereka akan mencari anak lain untuk mendapatkan sesuatu yang lebih.

Hasilnya? Mainan terlihat lebih berharga ketimbang temannya. Bisa jadi, sebenarnya, ia hanya membungkukkan tubuh untuk mendapatkan mainan yang berada di sisi lain tubuh anak tadi. Namun, yang terlihat adalah ia mendorong anak tersebut. Di lain waktu, ia memukul karena ingin tahu reaksi yang ditimbulkan. Apakah ia menyadari kalau dirinya menyakitkan anak lain? Tidak. Dan, jangan lupa alasan emosional untuk memukul: Batita merasa frustrasi –dan marah-- serta inilah satu-satunya hal yang dalam pikirannya adalah bereaksi secara fisik.

Apa yang bisa Anda lakukan: Mulailah menegur anak. Katakan saja, “Jangan memukul. Itu sakit, lho!” Lalu, tunjukkan solusi yang lebih baik. Jika ia mendorong temannya, katakan, “Apakah kamu mau main dengan bola tersebut? Kamu harus berjalan memutari Santi untuk mendapatkannya.” Ambil tangannnya dan lakukan bersama.

Bila batita memukul anak lain untuk mendapat suatu reaksi, alihkan perhatiannya untuk melakukan aktivitas lain. Permainan sebab akibat adalah pilihan terbaik sebab ia ingin sekali mengetahui apakah tindakannya akan mmbuat sesuatu hal terjadi.

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia