Cegah Penularan Cacar Air

Vaksin cacar air (dianjurkan untuk semua anak di bawah usia 12 tahun) secara signifikan telah berhasil menurunkan jumlah angka rawat inap dan kematian akibat penyakit ini. Tapi, sekalipun anak Anda sudah diimunisasi, tidak ada jaminan ia bakal terbebas dari cacar air: Satu dari lima anak yang diimunisasi mungkin saja ‘kebobolan’ ketika terpapar virus cacar air. Meski penyakit ini tergolong ringan, dan biasanya tanpa demam, tetap saja menular. Bila Anda tidak kebal (belum pernah menderita cacar air atau diimunisasi), bisa-bisa kondisi Anda akan jauh lebih parah. Umumnya sih, ancaman cacar air pada orang dewasa lebih besar ketimbang pada anak-anak. Makanya, orang dewasalah yang lebih sering dirawat di rumah sakit atau meninggal gara-gara komplikasi, termasuk radang paru dan infeksi pada otak.


Mengendalikan infeksi Selama masih ada bintik-bintik baru dalam 24 jam dan semua sisa lepuhan belum jadi kerak, ia dianggap menularkan. Pastikan anak Anda selalu mencuci tangan dan tidak bertukar gelas atau piranti, dan pantaulah agar ia langsung membuang tisu bekas pakai. Jangan biarkan anak tidur sekamar dengan seseorang yang tidak kebal tubuhnya ya.


Pertahanan diri Bila Anda tidak yakin apakah sudah pernah terkena cacar air, tapi Anda tahu kalau Anda sudah terpapar virus itu, segera diimunisasi. “Bila dilakukan dalam waktu 72 jam, Anda punya peluang untuk tidak sakit. Lebih baik sih, tindakan ini diambil dalam waktu 24 jam,” kata Dr. Coffin.


• Sementara itu, minimalkan jumlah ‘ruang udara’ (pengontrolan infeksi) Anda dan anak Anda. Bukan saja lepuhannya yang menular, tapi juga air liurnya. Untuk gampangnya begini, anak sudah mencemari udara. (Jika 100 orang yang tidak kebal tubuhnya sekadar numpang lewat dalam kamarnya saja, 90 di antaranya akan sakit).
• Makan, bermain, dan memeluk anak sakit cukup besar risikonya sebelum Anda diimunisasi (alasan lain untuk cepat-cepat disuntik nih!). Mintalah bantuan seseorang yang benar-benar kebal untuk mengurus anak, terutama yang memerlukan kontak dekat tubuh. Misalnya, mengganti popok, memandikan dan memberi obat.
• Menjaga jarak sangat penting bila Anda hamil. Vaksin cacar air tidak dianjurkan untuk ibu hamil, dan janin Anda berisiko lahir cacat kalau sampai terpapar virus dalam kandungan. (Vaksin boleh diberikan saat Anda menyusui. Namun, bila Anda berniat hamil, sebaiknya lakukan tes darah untuk memastikan apakah Anda kebal terhadap cacar air. Bila belum, lakukan imunisasi sebelum terjadi pembuahan).
• Bila Anda tidak berniat meminta bantuan orang lain untuk merawat anak, cucilah tangan sehabis berkontak langsung dengan anak. Kalaupun akhirnya Anda terkena cacar air, obat-obatan antivirus seperti acyclovir bisa memperpendek masa sakit Anda

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia