Cegah Anak Dehidrasi, Ini Caranya!



Jangan sepelekan dehidrasi pada anak. Bagaimana melindungi anak dari dehidrasi? 

Apa saja tanda-tanda anak terserang dehidrasi?
Biasanya hal pertama yang akan diselidiki dokter Anda adalah seberapa banyak cairan telah ia konsumsi. “Pada anak yang lebih kecil, dokter akan memantaunya dari sudah berapa kali Mama mengganti popoknya,” ujar dr. Barbara Frankowski, spesialis anak dari Vermont Children’s Hospital di Burlington. Jadi hitunglah pemakaian popoknya. Jika anak sudah bisa ke toilet sendiri, coba hitung sudah berapa kali ia pipis dan seberapa banyak cairan yang keluar. Air seni yang terlalu sedikit juga merupakan gejala dehidrasi.

Ciri lainnya adalah mulut kering dan air liur yang tidak berproduksi. “Langit-langit mulut terasa lengket,” ujar Frankowski. Ciri lainnya adalah anak menangis, tetapi tidak ada air mata yang keluar. “Saat masuk ke ruang praktik dan menjumpai pasien cilik menangis kencang dengan air mata berjatuhan, saya langsung lega,” ujar Frankowski. “Setidaknya ia tidak dehidrasi.” Segera bawa ia ke dokter jika Mama menjumpai gejala-gejala tadi.

Bagaimana melindungi anak dari dehidrasi?
Berikan cairan apa pun yang bening – air mineral, jus ( jangan terlalu kental), kaldu atau oralit. Minuman berkarbonasi atau apa pun yang mengandung kafein 'haram' hukumnya, karena bersifat diuretik sehingga anak akan lebih banyak pipis dan mempercepat dehidrasi. Untuk anak yang belum genap satu tahun, dokter biasanya menyarankan oralit. Ada oralit kemasan seperti Pedialyte atau Ricelyte, yang memiliki sejumlah pilihan rasa, bahkan ada yang berupa lolipop. Jika anak enggan minum, Mama bisa beri asupan susu formula atau ASI dalam jumlah sedikit tapi sering. Itu lebih baik ketimbang ia menenggak segelas utuh air minum sekaligus.

Bolehkah anak diminumkan teh atau minuman probiotik?
“Saya tidak terlalu yakin dengan teh-teh herbal yang ada di pasaran,” ujar dr. Frankowski. “Sejumlah kandungan herbalnya tidak cocok untuk anak-anak.” Bahkan, ia pernah menjumpai merek teh untuk sembelit dengan kandungan ephedrine yang keras. Jadi, walaupun Mama membelinya di toko kesehatan, dengan gambar bunga-bunga di kotak pembungkusnya, bukan berarti itu aman untuk anak. Jika mau memberi teh pada anak, dr. Frankowski menyarankan chamomile yang lembut, tapi teh ini harus menjadi alternatif, jangan sampai menjadi asupan cairan utama anak. Atau, jika ada merek khusus yang Mama ingin coba, bawalah dahulu untuk dibaca oleh dokter Anda. Prinsip ini berlaku untuk anak semua umur, tapi terutama yang di bawah 12 tahun.

Untuk suplemen lain seperti vitamin D (untuk meningkatkan imun) atau probiotik, dr. Frankowski menegaskan bahwa secara medis mereka belum terbukti ampuh mengatasi flu perut. Meski begitu, bila ia mulai pulih dari diare yang parah, Mama bisa memberikan yogurt dengan kultur yang aktif untuk merepopulasi bakteri baik di ususnya.

Foto : TPGNEWS

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia