Cegah Minder pada Anak


Anak-anak belajar mengenai rasa malu, sebagai bagian dari perkembangan kemampuan sosialnya. Dari rasa malu, anak mengetahui mana perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat, mana yang tidak dapat diterima. Namun, saat orang tua memberikan hukuman yang berlebihan terhadap kesalahan anak secara terus-menerus, timbulah rasa malu yang negatif pada anak. Imbasnya, anak menjadi takut berbuat salah, minder, dan menganggap dirinya orang jahat, yang kerap disebut juga sebagai toxic shame. Untuk menghentikan dampak negatif tersebut, Gregory Galati, MFT., terapis kelekatan orang tua-anak dari Amerika Serikat, memberikan tip berikut:

  • Hindari mendisplinkan tanpa kasih sayang, lewat teriakan atau hardikan.
  • Lebih baik memberikan konsekuensi daripada menghukum. Lebih baik Anda mematikan televisi karena anak belum membereskan mainan, daripada mengurung ia di kamar mandi.
  • Hindari memberikan konsekuensi sembari mengomel panjang lebar penuh kemarahan.
  • Dukung anak saat melakukan hal-hal sulit, dengan berusaha dan praktik. Saat anak mengatakan, “Aku nggak bisa, Ma,” Anda bisa membuat refleksi kata-katanya dengan mengatakan, “Yuk, kita coba sama-sama. Nanti kamu juga bisa,” atau, “Bukan nggak bisa. Kamu hanya belum bisa, kok.”
  • Gunakan kata ‘setidaknya’ untuk menekankan kepada anak bahwa ia tak sepenuhnya buruk, dan bisa lebih baik lagi. Misalnya, saat anak mengamuk, katakan, “Mama tahu, kamu marah. Tetapi setidaknya setengah jam saja, ya, bukan satu jam penuh, seperti minggu lalu.”

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia