Anak Menendang Saat Tidur, Ini Alasannya!

Mengapa anak, terutama usia batita, menendang, menggumam, menggoyang-goyangkan tubuhnya, atau mengernyitkan dahi saat tidur? Apakah ia benar benar sedang tidur atau melakukan hal lain, sih? Kim West, penulis The Sleep Lady’s Good Night, Sleep Tight, menjelaskan semua aktivitas malam ini:

1. Mengapa hal ini terjadi: Anak yang lebih kecil akan tidur lebih sebentar dan bangun lebih sering. Selama masa ‘partial arousal’ ini, begitu para pakar tidur menyebutnya, anak mungkin akan ‘sibuk’ bergerak, menangis, atau bicara melantur.

2. Bagaimana mereka tidur lagi: Untuk membuatnya terlelap lagi, secara insting kebanyakan anak akan menenangkan dirinya sendiri. Tapi, ada beberapa anak yang punya metode menenangkan dirinya yang khas: Mengangkat kakinya tinggi-tinggi, lalu menurunkannya lagi. Bolak-balik. Ada juga yang senang bersenandung, mengoceh, menggosok gosok dot atau selimut pada wajahnya, dll.

3. Apa yang harus dilakukan: Kecuali menangis karena lapar atau merasa tidak nyaman, berikan dia kesempatan untuk melakukan ritual menenangkan diri sesuai kemauannya. Bila membantunya, Anda malah akan membuatnya semakin melek.

4. Kapan harus ke dokter: Gerakan menghentakkan kepala atau head banging umum dilakukan anak dan biasanya tidak berbahaya untuk membuat anak terlelap lagi. Namun, sebaiknya Anda mewaspadai kemungkinan adanya infeksi telinga (beberapa anak melakukan head banging untuk ‘menyeimbangkan’ cairan dalam telinga) dan beberapa gangguan perkembangan. Yang juga perlu diperhatikan, kata West, adalah mendengkur. Ini tidak normal bagi anak kecil dan bisa menjadi pertanda sleep apnea atau napas tiba-tiba berhenti saat tidur. Apa lagi? Berjalan sambil tidur. Memang langka, namun bisa membahayakan. Untuk itu, tutup semua akses ke tangga atau pintu masuk sehingga anak tidak akan menyakitkan dirinya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia