Kenali Gejala Buta Warna

Balita Anda dapat menyebutkan beberapa warna, namun kesulitan mengenal atau membedakan warna lainnya. Tahukah Anda, bagaimana mengetahui adanya gejala buta warna?

Buta warna
merupakan suatu kelainan mata yang banyak ditemukan pada anak dan balita. Kelainan ini dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan kualitas hidupnya.

Karena itu, perhatikan dengan seksama tumbuh kembang anak, Ma. Dengan memperhatikannya, Anda dapat mengetahui apakah ada atau tidaknya gejala buta warna pada anak. Sejak usia 3 tahun misalnya, seharusnya anak sudah dapat mengenali warna, membedakannya dan menyebutkannya secara verbal.

Namun tidak hanya kemampuan mengenal warna saja yang menjadi patokan, karena gejala buta warna sangat bervariasi. Masalah buta warna pada beberapa anak bisa saja sangat ringan sehingga mereka yang mengalaminya sukar dibedakan dengan anak-anak lain yang mampu melihat warna dengan normal.

Berikan sekotak crayon warna-warni padanya, dan bukan tidak mungkin ia dapat menyebutkan satu-persatu warna yang ada di situ. Jadi buta warna bukan berarti tidak mengenal warna sama sekali.

Bedanya, pada anak yang mempunyai ganguan buta warna berat, ia hanya dapat membedakan beberapa warna sedangkan anak yang normal dapat membedakan ribuan warna. Yang amat jarang dijumpai adalah anak yang hanya dapat melihat warna hitam, putih dan abu-abu.

Lantas bagaimana buta warna dapat didiagnosa? Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah uji Pseudoisochromatic. Pada pemeriksaan ini, penderita diminta melihat rangakaian titik-titik berwarna yang mempunya pola tertentu. Dapat juga dengan memintanya melihat rangkaian titik-titik berwarna lantas menyebutkan angka maupun huruf yang ‘tersembunyi’ di antara titik-titik tersebut.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia