Ketika Balita Lebih Sering Menggunakan Tangan Kiri

Orang tua mungkin khawatir ketika melihat anaknya lebih sering menggunakan tangan kiri, karena kerap dianggap sebagai sebuah masalah. Apalagi, dalam budaya kita, tangan kanan selalu dianggap lebih baik atau ‘tangan manis’ dibandingkan tangan kiri. Memberikan sesuatu kepada orang lain menggunakan tangan kiri dianggap tidak sopan. Menulis dengan tangan kiri dianggap tidak baik.
 
Salahkah Pakai Tangan Kiri?
Sering kali ketika anak makan, mengambil sesuatu, atau menggambar menggunakan tangan kiri, ada celetukan, “Eh, kok, pakai tangan kiri. Salah, Nak. Pakai tangan kanan, dong.” Apakah itu artinya bahwa menggunakan tangan kiri selalu diartikan salah? Dalam budaya di Indonesia, bahkan hampir seluruh budaya timur dan juga Eropa, penggunaan tangan kanan dianggap sebagai sebuah keharusan. Anak yang lebih banyak menggunakan tangan kiri dalam beraktivitas akan dianggap tidak wajar. Ditambah lagi bahwa hampir 90% orang di dunia ini memiliki kecenderungan dominasi tangan kanan dalam melakukan segala hal.
 
Menurut Arlene Eisenberg dalam bukunya, What to Expect The Toddler Years, kecenderungan menggunakan tangan kiri atau kanan pada balita belum jelas hingga usia sekitar tiga tahun. Di usia tersebut, balita masih sering menggunakan kedua tangannya secara bergantian. Hal ini disebabkan karena perkembangan motorik di usia ini sangat pesat, sehingga tak jarang mereka menggunakan kedua tangannya.
 
Baca juga: Mungkinkah Ubah Kebiasaan Anak Kidal?

Dominasi Kerja Otak
Di atas usia tersebut, sudah bisa terlihat jelas bagian tangan sebelah mana yang dominan digunakan si kecil. Apabila ia cenderung menggunakan tangan kiri, maka ada kemungkinan bahwa ia memang kidal. Namun, orang tua tidak perlu berkecil hati karena merasa bahwa anaknya punya kebiasaan yang salah.
 
Lebih sering menggunakan tangan kiri bukanlah karena kebiasaan yang salah, melainkan bakat alami sejak lahir dan menunjukkan dominasi kerja otak. Pada anak yang lebih sering menggunakan tangan kiri atau memiliki respon yang lebih cepat di tangan kiri, kerja otak kanan lebih dominan.
 
Baca juga: Yuk, Pahami 5 Tipe Otak Anak!
 
Kelebihan Si Tangan Kiri
Dalam kecerdasan: sebuah studi dari St. Lawrence University, AS, orang kidal atau dominan tangan kiri biasanya memiliki IQ yang tinggi, yakni rata-rata di atas 140.
 
Dalam berpikir: orang kidal didominasi oleh penggunaan otak kanan yang bersifat kreatif dan imajinatif. Seorang psikolog di University of Auckland di Selandia Baru, Michael Corballis, PhD, menyampaikan bahwa orang kidal cenderung berpikiran kreatif untuk menyelesaikan masalah. Orang kidal juga memiliki kemampuan yang baik dalam bidang bahasa, musik, dan seni. Hal ini juga menjadi bukti mengapa banyak musisi atau seniman yang bertangan kidal.
 
Dalam bekerja: orang kidal cenderung lebih multitasking. Mengapa? Karena ia bisa bekerja menggunakan kedua tangannya sekaligus. Hal ini, karena keterbatasan beberapa teknologi yang hanya disediakan untuk orang dominan tangan kanan, maka orang kidal juga melatih tangan kanannya. Selain itu, ada pula kondisi ambidexterity yakni kemampuan menggunakan kedua tangan dengan sempurna.
 
Dalam olahraga: karena mayoritas manusia dominan menggunakan tangan kanan, maka sering kali gerakan dari orang yang kidal justru tidak dapat diprediksi. Hal ini menjadi peluang dalam pertandingan olahraga.
 
Baca juga: Motorik Kasar vs Motorik Halus

Yang Harus Dilakukan Orang tua:
Apabila balita Anda lebih sering menggunakan tangan kiri, maka:
 
Jangan dilarang
Alih-alih melarangnya, ada baiknya biarkan saja ia menggunakan tangan kirinya. Melarangnya hanya akan menghambat perkembangannya. Biarkan ia bereksplorasi baik dengan tangan kanan ataupun kiri untuk menyeimbangkan otak kanan dan kirinya. Melarang anak menggunakan tangan kiri sama dengan mematikan kreativitasnya.
 
Latih tangan lainnya
Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan kedua otak, tangan kiri dan kanan harus dilatih. Apabila anak dominan menggunakan tangan kiri, latih ia untuk menggunakan tangan kanan juga. Misalkan memegang piring dengan tangan kanan saat makan agar tidak bergeser-geser. Atau, letakkan segala sesuatu di tengah, seperti meletakkan sendok dan garpu di tengah piring (bukan di sisi di mana biasanya si kecil menggunakan tangannya) agar ia juga terdorong menggunakan tangan kanannya untuk mengambil.
 
Baca juga: Mengenal Gangguan Motorik Anak
 
Tidak ada ‘tangan jelek’. Semua tangan pasti bagus.
Seringkali kita mengatakan, “Pakai tangan yang bagus, dong,” saat seorang anak mengulurkan tangan kirinya. Hindari mencelanya atau menghardiknya ketika ia lebih aktif menggunakan tangan kiri. Hal ini akan menjadikannya rendah diri serta membuatnya merasa ada yang salah pada dirinya.
 
Berlatih demi fungsi sosial
Karena kita hidup di Indonesia yang berbudaya tangan kanan, maka hampir pasti seluruh aktivitas seperti salaman tentu menggunakan tangan kanan. Oleh karena itu, latih si kecil menggunakan tangan kanannya dalam fungsi sosial seperti saat bersalaman, menerima pemberian, dan memberikan sesuatu pada orang lain. Terlepas dari itu, ia bisa menggunakan tangan kirinya untuk aktivitas apa pun.
 
Membuat si kecil paham akan kondisinya
Buatlah si kecil memahami kondisinya sendiri. Jelaskan padanya bahwa dominasi tangan kirinya bukanlah suatu kekurangan. Beri contoh tokoh hebat dunia yang juga kidal seperti Bill Clinton, Barack Obama, Oprah Winfrey, atau Leonardo Davinci. Hal ini akan membangkitkan rasa percaya dirinya saat orang lain memperhatikan tangan kirinya.
 
Baca juga:
Anak Kidal, Genetik Atau Lingkungan?
Anak kidal
Latih Motorik Halus Anak lewat Melukis dengan Sidik Jari
Otak Rusak Karena Kurang Tidur
 
(LELA LATIFA)

FOTO: FOTOSEARCH
Updated: Maret 2022


Topic

#balita #pengasuhananak #parenting #tumbuhkembang

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia