Cara Terbaik Mengatasi Anak Picky Eater


Cara #loveitlikeitlearningit cukup menyenangkan untuk mengenalkan sayur dan buah baru kepada anak.
 

Umumnya, kata Leona, anak-anak di Indonesia disuapi sejak dikenalkan dengan MPASI, dan semua makanan diaduk jadi satu, lalu anak dipaksa menghabiskan. Tetapi, dengan cara baru yang dia terapkan itu, anak bisa melihat ada makanan apa aja di piringnya, lalu dia memilih dan makan sendiri. “Jadi win win solution juga untuk si fussy eater. Anak pasti makan sesuatu, karena ada yang dia suka dan suka banget, sementara orang tua juga bisa mengenalkan makanan baru. Seringnya, Celine tidak menghabiskan makanan baru juga, sih. Tetapi paling tidak dia bisa lihat-lihat dan tahu ada makanan itu di dunia ini,” terang Leona.

Baca juga:
6 Cara Anak Tidak Picky Eater

Cara ‘love it, like it, learning it’ ini bisa diterapkan sejak anak mulai dikenalkan dengan MPASI atau mengenal fi nger food di usia sekitar 9 bulan, di setiap waktu makan dan snack. Jika tidak bisa setiap saat, paling tidak saat sarapan dan snack time. Ketika memperkenalkan makanan baru, saran Leona, yang pertama adalah jangan ada emosi maupun perkataan negatif.

Biasakan merespons dengan netral, bahkan positif, terhadap apa pun yang ditunjukkan anak saat mencicipi makanan. Misalnya, hindari perkataan, “Ih, asam!” Atau, “Kok, pedas sekali,” mengenai makanan, karena anak akan mempunyai sugesti makanan tersebut tidak enak, padahal dia belum mencobanya.

 
Kedua, jaga suasana makan tetap relaks dan menyenangkan sehingga tidak menjadi momok yang menakutkan. Jika anak sudah mengerti, jelaskan bahwa di piringnya ada makanan X, Y, dan Z. Anda bisa mengatakan, “Nah, Mama tahu, kamu suka yang ini. Tetapi, Mama ingin kamu juga mencoba yang itu, satu gigit saja.” Jadi, ajak anak berkomunikasi, jelaskan bahwa tidak apa-apa tidak dimakan, dan dia boleh makan yang dia suka terlebih dahulu, dan mencoba makanan baru kemudian.

Baca juga: Anak Picky Eater? Ini Solusinya!

 
Jika dia tetap tidak mau atau tidak menghabiskan makanannya, jangan dipaksa, coba lagi lain waktu. Pemaksaan akan menyebabkan trauma. Anak juga boleh tidak menyukai rasa atau makanan tertentu setelah mencicipinya, tetapi Anda juga boleh menghidangkannya lagi di lain waktu, siapa tahu dia tertarik mencobanya lagi. “Secara natural, manusia menolak apa yang dia tidak kenal. Jadi, dia tidak makan bukan karena tidak suka, bisa jadi karena belum kenal,” katanya.

Terakhir, berikan contoh. Makanlah makanan yang Anda kenalkan kepada anak dengan antusias. “Makan bersama keluarga atau teman memberikan efek besar pada anak,” kata Leona.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia