Pengaruh Gadget pada Perkembangan Bicara Anak






















Mengapa interaksi sosial pada anak itu penting?

Karena dengan berinteraksi sosial (minimal dua arah), anak belajar dua hal: recasting dan expansion.

Recasting maksudnya, si anak belajar mengucapkan sesuatu dengan mengulang apa yang lawan bicaranya ucapkan. Misalnya, saat Bunda mengatakan, “Sayur,” anak mengulang perkataan Bunda dengan mengucap, “Sayul.”

Lalu, Bunda berusaha membetulkan cara pengucapan anak, “Saaaa yuuuurrrr.” Anak mencoba lagi mengulang apa yang diucapakan Bunda dan tetap salah.

Yang terpenting bukan apakah yang diucapkan anak salah atau benar, melainkan anak sudah mencoba dan mengetahui 'kebenaran' dari yang Bunda katakan.

Kalaupun salah, itu mungkin karena otot motoriknya anak yang belum sempurna.

Baca juga: 10 Panduan Anak Pakai Gadget

Sedangkan expansion maksudnya, anak melakukan feedback atau respons dari kata/kalimat yang diucapkan lawan bicaranya, serta mengungkapkan ide atau isi hatinya.

Anak menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan perbendaharaan kata yang ia miliki selama ini, tidak sekadar menjawab dengan tatapan, tangan, anggukan.

Menurut Roslina Verauli, M.Psi., psikolog anak, jika anak lebih lama berinteraksi dengan gadget dibandingkan orang di sekitarnya, ditakutkan perkembangan komunikasi anak akan terhambat.

Anak tidak belajar berkomunikasi dua arah, tapi satu arah saja. Dampak lain yang mungkin dialami anak adalah speech delay.

Vera menegaskan, bukan gadget yang menjadi penyebab terhambatnya proses komunikasi anak, melainkan waktu yang ia gunakan (terlalu lama) yang memengaruhi anak dalam belajar berkomunikasi.
 
Gadget, tambah Vera lagi, jika digunakan dengan bijak, justru bisa menjadi media belajar anak.

Misalnya saja, pada anak-anak dengan gangguan autisme yang terhambat konsentrasinya. Dengan menonton tayangan atau main game di gadget mereka jadi belajar untuk fokus. (Ester Sondang)

Baca juga: 4 Ide Anak Bermain Gadget di Outdoor

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia