Tepat Pilih Mainan Anak

Agar mainan anak yang dibeli tidak hanya jadi penghuni gudang karena tidak pernah dimainkan, pilihlah jenis mainan yang benar-benar tepat untuknya, kata Andy Nugroho, CFP, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory. Inilah yang harus diperhatikan:  

- Harus sesuai kebutuhan anak. Sebelum membeli, pikirkan baik-baik, apakah yang suka mainan itu Anda atau si kecil? Atau, libatkan anak dalam proses pemilihan mainan, sehingga itulah yang diinginkan dan dibutuhkan.

- Pilihlah yang berfungsi sebagai media belajar, sehingga kegiatan bermain si kecil lebih efektif, efisien, dan sesuai kemampuan otaknya. Misalnya, kemampuan sensor motorik pada otak anak usia 0 - 2 tahun lebih dominan, sehingga dia suka mainan yang mencolok warna, tekstur, dan ada gerakan. Pada usia 3 - 6 tahun, anak mulai tertarik bereksplorasi sehingga pilih mainan yang memancing minat petualangan. Sedangkan usia prasekolah, ia membutuhkan permainan yang bisa mengembangkan kemampuan sosialnya.

- Baca label pada kemasan. Ketika membeli mainan, baca keterangan usia yang selalu tertera di kemasan. Jadi, pastikan mainan yang dibeli sesuai usia anak.

- Pas dengan budget. Harga mahal sifatnya akan relatif bila kualitas mainan bagus dan tahan lama. Bila kualitasnya buruk dan mudah rusak, Anda akan membeli barang yang sama berkali-kali. Atau, karena merasa tidak puas dengan mainan pilihan, Anda membeli barang sejenis dengan harga lebih mahal.
 
- Masukkan budget belanja mainan ke dalam pos pengeluaran rumah tangga. Untuk pengaturannya bisa dimasukkan ke dalam pos kesenangan pribadi. “Budget yang bisa dialokasikan ke dalam pos tersebut adalah sebesar 5 - 10% dari pemasukan Anda. Namun, jika Anda masih mempunyai dana lebih dari pos pengeluaran lainnya, tidak ada salahnya digunakan untuk menyenangkan anak,” ungkapnya.

- Berikan pada waktu yang pas. Untuk mainan yang harganya lebih mahal, katakan bahwa anak tidak bisa sering-sering membelinya. Hanya untuk momen spesial, seperti ulang tahun atau kenaikan kelas. Untuk mainan yang harganya relatif murah, Anda bisa membelinya lebih sering, seperti 1 bulan sekali.

- Terapkan sistem tertentu dalam pembelian mainan. Misalnya, sistem ‘masuk 1 keluar 1’. Artinya, setiap kali membeli 1 mainan untuk anak, Anda wajib mengeluarkan 1 mainan dari gudang untuk dijual atau lungsurkan pada orang lain.

- Lakukan ‘cuci gudang’ secara berkala. Misalnya, setahun sekali. keluarkan semua mainan yang tidak terpakai untuk dijual lagi dengan harga murah. Atau, berikan mainan tersebut pada anak-anak yang membutuhkan. Cara ini juga sekaligus bisa mengajarkan anak pentingnya menghargai barang dan berbagi.

Foto: Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia