Waspada Anak Alami Dry Drowning. Ini 5 Gejalanya!


Begitu anak keluar dari kolam renang atau laut, usai ia bermain air, Anda mungkin mengira bahwa Anda sudah bisa bernapas lega dan beristirahat dari ‘tugas’ sebagai ‘lifeguard’, kan? Belum tentu, Ma! Karena ternyata, ada dry drowning, secara harfiah berarti tenggelam kering atau tenggelam tanpa air, yang juga perlu Anda waspadai dan cermati.

Dry drowning sempat menjadi momok para orang tua di Amerika Serikat, ketika sejumlah insidennya beredar di media sosial. Pada tahun 2008 di Carolina Selatan, misalnya. Johnny Jackson yang berusi 10 tahun pergi bermain di kolam renang setempat bersama mamanya, Cassandra Jackson. Selesai bermain di kolam renang, mereka pulang, dan Cassandra memandikan putranya. Johnny tampak normal-normal saja, meski ia sempat pup di celana. Setibanya di rumah, ia tampak mengantuk, lantas pergi tidur.

Alangkah terperanjatnya, beberapa waktu kemudian, Cassandra mendapati wajah Johnny penuh oleh busa. Ia dilarikan ke UGD, namun nyawanya tidak tertolong. Rupanya ada sedikit air yang sempat masuk ke paru-paru Johnny. Anak itu pun dinyatakan meninggal dunia karena ‘tenggelam’ – lebih dari satu jam setelah ia meninggalkan kolam renang.

Dalam kasus dry drowning, seperti yang dialami Johnny, sedikit air – atau bahkan tanpa ada air – yang masuk ke saluran napas bisa menyebabkan spasme atau kekakuan laring (tenggorokan) secara mendadak. Itu terjadi karena laring menutup, sebagai respons untuk melindungi agar air tidak bisa masuk, begitu pula udara. Akibatnya, anak pun kesulitan bernapas karena laring butuh waktu lama untuk meregang atau santai, sehingga semakin lama tubuh kekurangan oksigen. Dry drowning biasanya mulai terjadi setelah anak keluar dari air.
 
Baca juga: Rambu-Rambu Mengajak Anak Berenang

KENALI GEJALANYA
Oleh karena itu, meski anak sudah selesai bernain di kolam renang atau laut, dan sepenglihatan Anda, ia juga tak menelan air kolam/laut, sebaiknya dalam kurun waktu 24 jam, Anda tetap mewaspadai sejumlah gejala berikut:

INSIDEN DI KOLAM
Saat berenang,anak ditolong petugas pengawas kolam/laut karena mengalami masalah. Setiap anak yang ditarik keluar dari air, meski tampak baik-baik saja, tetap harus menjalani pemeriksaan medis. Minimal, telepon dokter anak langganan Anda.

BATUK
Awasi, jika muncul batuk-batuk yang membandel, apalagi jika anak tampak sesak karena hal itu.

RITME NAPAS TIDAK NORMAL
Bagaimana cara mengenali napas anak normal atau tidak? Perhatikan apakah napasnya menjadi lebih cepat dan pendek-pendek, lubang hidung kembang-kempis, dan tulang iganya terlihat saat bernapas. Semua itu merupakan gejala kesulitan bernapas. Segeralah membawa ia ke rumah sakit.

MENGANTUK
Ketika anak tampak mengantuk setelah bermain di kolam, biasanya orang tua memaklumi. Ia hanya kelelahan karena terlalu asyik bermain, bukan? Hati-hati, kantuk berlebihan bisa diakibatkan kurangnya asupan oksigen dalam darah. Jangan biarkan anak tertidur sebelum mendapat pemeriksaan medis.

TIDAK KONSENTRASI DAN TERJADI PERUBAHAN PERILAKU
Turunnya kadar oksigen dalam tubuh anak juga bisa menggejala dalam rupa perilaku agak ‘ling-lung’ dan tampak kurang bugar.

MUNTAH
Muntah adalah pertanda tubuh anak mengalami tekanan akibat inflamasi dan kekurangan oksigen. Ia juga bisa timbul dari gejala dry drowning lainnya, seperti batuk berkepanjangan dan tercekik. 

Baca juga: 
Agar Anak Terhindar dari Bahaya Tenggelam Saat Berenang
Hindari Anak dari Bahaya Tenggelam
Hindari Risiko Tenggelam Saat Bayi Mandi
 
Foto: Fotosearch
Updated: Juni 2022


Topic

#balita #kesehatananak #liburan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia