9 Karakter yang Sudah Bisa dilihat Sejak Bayi



Anda mungkin penasaran kelak anak akan mempunyai karakter seperti apa. Yuk kenali ciri-cirinya dengan cara berikut ini:

1. Tingkat Aktivitasnya
Bisa dilihat dari Apakah bayi biasanya terlihat cukup senang duduk di bouncer-nya sambil ‘menonton’ aktivitas di sekitarnya? Atau, ia mengubah acara ganti popok jadi acara gulat?
 
Cara menghadapinya:
Kalau level aktivitasnya rendah, jangan membuatnya kewalahan dengan banyak permainan fisik. Sebaiknya beri ia pilihan –hanging gym atau activity bar yang dipasang di stroller. Sebaliknya, bayi yang sangat aktif punya toleransi tinggi terhadap stimulasi. Mungkin ia akan mencapai tahap perkembangan motorik kasar, seperti berjalan, lebih cepat dibanding bayi-bayi lain. Yang mesti diperhatikan adalah soal keselamatan, karena bayi aktif cenderung mudah celaka dibanding bayi yang tenang. Singkirkan segala aksesori boks bayi begitu ia sudah bisa berguling. Lalu, jangan pernah mengalihkan perhatian Anda saat ia duduk di bouncer karena bisa saja tiba-tiba terguling. Sisi positifnya, bayi mungkin hampir selalu tidur nyenyak karena lelah beraktivitas.
 
2. Keteraturan
Bisa dilihat dari Apakah anak selalu tidur, makan, bahkan BAB teratur pada jam-jam tertentu? Atau, ia selalu melawan saat Anda mencoba menerapkan rutinitas?
 
Cara menghadapinya:
Untuk bayi yang patuh pada rutinitas, sebisa mungkin jalankan hari-hari Anda berdasarkan kebiasaannya  –rasa amannya tergantung pada rutinitas– dan hidup Anda akan lebih mudah. Saat lebih besar, ia akan belajar untuk menoleransi rutinitas yang sesekali terganggu. Kalau ia tak bisa ditebak, cobalah untuk tidak terlalu kaku atau Anda bisa gila sendiri. Jangan terobsesi dengan rutinitas, tapi usahakan ada elemen yang sama tiap hari. Misalnya, susui ia di kursi yang sama dan tenangkan dengan cara yang sama. Dan, tegaslah terhadap waktu tidur –bayi tetap perlu tidur dan akan jadi super rewel kalau kurang tidur.
 
3. Supel Atau Pemalu?
Bisa dilihat dari Apakah ia tersenyum dan mengoceh pada siapa saja yang mengajaknya main atau menggendongnya? Atau, bayi selalu tampak khawatir saat melihat orang asing, bahkan mulai menangis saat kakek atau nenek menggendongnya?
 
Cara menghadapinya:
Kalau bayi termasuk social butterfly, berikan ia banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, daftarkan ke playgroup, dan ajaklah saat Anda kumpul-kumpul dengan teman-teman Anda yang membawa anak-anaknya. Jika ia pemalu, jangan paksa masuk dalam situasi yang tidak familiar. Biarkan ia ‘menempel’ pada Anda sampai siap berinteraksi dengan orang lain, seperti tersenyum pada orang tersebut atau berusaha turun dari pangkuan Anda. Bahkan bayi yang super ramah pun akan melalui tahap takut pada orang asing alias stranger anxiety pada usia kurang lebih 9 bulan dan akan hilang pada usia sekitar 18 bulan.
 
4. Kemampuan Beradaptasi
Bisa dilihat dari Apakah bayi termasuk anak yang go with the flow atau sulit tidur di tempat selain boksnya dan sering memuntahkan makanan yang baru pertama kali dicoba?
 
Cara menghadapinya:
Bayi yang easy going mudah beradaptasi terhadap perubahan dan orang-orang baru dalam hidupnya. Berlibur bersama bayi easy going biasanya tidak repot. Jika sifat si kecil kurang fleksibel, lebih baik perkenalkan hal-hal baru secara perlahan. Perubahan kecil, seperti ayah memakai kacamata saja, bisa membuatnya takut. Saat mengajak bayi berlibur, bawalah benda-benda yang familiar. Misalnya, selimut atau guling kecilnya.

Baca Juga: 5 Bahasa Pertama Bayi


5. Intensitas Perilakunya
Bisa dilihat dari Saat merasa tidak nyaman, apakah si kecil berteriak dan menangis keras atau hanya merengek pelan?
 
Cara menghadapinya:
Jangan merasa bersalah saat Anda tak berhasil menenangkan si ‘drama queen’ mungil. Bila tak tahan mendengar tangisnya, nggak apa-apa, kok, meninggalkannya sebentar di boks agar Anda bisa menenangkan diri. Beruntunglah, bila si kecil termasuk bayi yang tenang, meski di sisi lain Anda harus berusaha lebih keras untuk memahami apa yang dirasakannya. Jadi, coba perhatikan ekspresi dan bahasa tubuhnya (misalnya, memalingkan wajah atau merengut jika bosan) agar Anda bisa tanggap akan kebutuhan bayi yang tenang.
 
6. Kecenderungan Mood
Bisa dilihat dari Apakah bayi bangun pagi dengan ceria dan terus begitu sepanjang hari? Atau, ia cenderung memulai hari dengan rengekan rewel?
 
Cara menghadapinya:
Apa yang susah jika si kecil termasuk tipe happy baby? Anda bisa bersenang-senang sepanjang hari, menyanyi, dan bercanda dengannya. Bagaimana kalau ia lebih banyak merengut daripada tersenyum? Pastikan saja ia merengut bukan karena sakit atau tidak nyaman, lalu banyak-banyaklah tersenyum dan tertawa padanya. Mudah-mudahan senyum dan tawa Anda menular padanya.
 
7. Rentang Perhatian
Bisa dilihat dari Apakah si kecil mudah ditenangkan hanya dengan ‘ganti pemandangan’ atau memberinya mainan baru? Atau, ia hanya bisa ditenangkan jika Anda memberi apa yang jadi keinginannya?
 
Cara menghadapinya:
Mencegah tantrum pada bayi yang perhatiannya mudah teralihkan memang bisa dibilang gampang, tapi bisa juga menyusahkan. Misalnya, suara berisik dari luar rumah bisa mengalihkan perhatiannya saat ia sedang makan. Jika anak Anda termasuk bayi yang cenderung fokus, suara hair dryer pun tidak akan mengganggu waktunya tidur. Tapi, bertindaklah cepat. Sediakan mainan favoritnya, untuk jaga-jaga saat gejala rewel timbul.

Baca Juga: Karakter Anak sesuai Urutan Lahir
 
8. Kegigihan
Bisa dilihat dari Apakah ia tipe pantang menyerah, entah saat berusaha mengambil mainan atau menolak ganti popok? Atau, apakah ia menangis saat tidak bisa melakukan sesuatu dan berganti-ganti aktivitas?
 
Cara menghadapinya:
Agar bayi pantang menyerah mau ganti popok, beri mainan yang ‘menantang’ sementara Anda mengganti popok. Mainan ‘menantang’ sebaiknya diberikan berbeda setiap harinya.
 
9. Kepekaan
Bisa dilihat dari Apakah si kecil mudah rewel hanya karena sedikit suara berisik, ada orang yang tidak ia kenal, atau merasa kepanasan? Atau, ia cenderung tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan di sekelilingnya?
 
Cara menghadapinya:
Sebisa mungkin ciptakan lingkungan sekitar yang nyaman bagi bayi yang sensitif, yakni pencahayaan yang tak terlalu terang, musik yang tak terlalu keras, dan tidak terlalu banyak orang. Kalau bayi ‘tahan banting’, pintar-pintarlah memahaminya. Bukannya menangis atau rewel, ia cenderung diam saja (tidak seaktif biasanya) saat sakit. Apapun kecenderungan kepribadian bayi, jangan terlalu melabel sifat-sifatnya. Betapa pun temperamental sifat si kecil, bisa jadi itu hal yang positif bila Anda tahu cara mengoptimalkannya. 


 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia