Kebiasaan Bayi Harus Selalu Digendong


Kalau sudah digendong, bayi Anda pasti menangis begitu diturunkan. Meski sudah mengantuk, ia pun tak akan bisa langsung terlelap di boksnya, sebelum digendong sambil diayun. Apakah itu karena ia telanjur terbiasa digendong? Mungkinkah kebiasaan itu akan hilang dengan sendirinya setelah ia lebih besar nanti? Sebagian bayi memang memiliki kebutuhan tinggi untuk digendong dan diayun.

Jika tidak sedang menyusu, ia akan menuntut selalu Anda peluk atau gendong. Hanya sesekali saja ia terlihat tenang bermain di boksnya, tanpa harus digendong.

Menurut William Sears, M.D., dokter dan pakar pengasuhan anak, beberapa bayi memang membutuhkan pengasuhan ‘intensif’ seperti itu, sehingga membuat Mama cukup lelah, tersita waktunya, dan nyaris tidak bisa melakukan hal-hal lain. Akibatnya, tidak semua mama merasa nyaman ketika mengalami hal ini. Meski sangat menyayangi si bayi, tentu saja keadaan ini bisa menimbulkan stres tersendiri. Satu-satunya jalan agar kelekatan Anda dan bayi bisa berjalan lancar adalah dengan menyadari bahwa intensitas kedekatan seperti ini tidak akan berlangsung selamanya.

Setelah anak lebih besar, pelan-pelan kemandiriannya akan semakin besar. Ketika tiba saatnya nanti, bisa jadi justru ia yang akan menolak digendong. Kalau saat ini Mama merasa ia begitu ‘menuntut’, nikmatilah! Anda justru bisa meningkatkan kelekatan emosional dengan anak, dan membuat ia merasa nyaman. Agar tangan Anda tidak terlalu lelah menyangga tubuhnya, gendongan bayi bisa menjadi alat bantu andalan untuk meringankan beban yang harus disangga.

Terdapat juga beberapa mitos menggendong bayi. Apa saja? Temukan jawabannya di artikel ini!

Foto: Fotosearch

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia