Lima Mitos Menggendong Bayi



Terdapat lima mitos menggendong bayi. Apa saja?

1. Bayi akan menjadi manja jika selalu digendong
Penelitian menunjukkan bayi yang selalu digendong akan sangat bergantung pada penggendongnya. Tapi Ma, ternyata bayi yang sering digendong ini lebih mandiri saat balita, anak, hingga dewasa, dibanding yang jarang digendong. Penelitian juga menyebutkan, bayi yang digendong saat menangis akan berkurang tangisannya hingga 50%.

2. Bayi tak perlu lagi digendong jika telah berusia 1 tahun
Walau pun bayi 1 tahun sudah bisa berjalan, kadang ia tetap perlu digendong. Sebagai manusia baru, ia perlu bereksplorasi melalui jarak pandang orang dewasa.

3. Gendongan kain tidak seaman gendongan ‘ransel’
Kenyataannya, statistik menunjukkan gendongan kain lebih aman dibanding gendongan ‘ransel’. Selama Anda mengikat dengan baik dan wajah bayi tidak tertutup kain, gendongan ini justru memudahkan Anda mengontrol pergerakan bayi.

4. Bayi tidak bisa  tidur dengan posisi sempurna jika selalu digendong
Bayi yang terlalu banyak tidur dengan posisi telentang, perkembangan batang leher dan ototnya tidak maksimal. Terkadang bayi juga mengalami torticollis (leher terputar) dan plagiocephaly (kepala datar).

5. Menggendong/digendong rasanya panas
Pilihlah gendongan berbahan ringan. Buatlah Anda dan bayi nyaman dengan memakai baju yang ringan. Bukan baju hangat, tebal atau berlapis-lapis. Menggendong bukan berarti menekan bayi ke dada Anda. Berilah jarak agar si kecil bisa bergerak leluasa. Kulitnya pun tetap dingin.

Foto: Getty Images

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia