Skoliosis Pada Anak

Skoliosis adalah kondisi abnormal lekukan tulang belakang. Tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bisa mengganggu rasa percaya diri anak. Yang pasti, skoliosis diturunkan, serta umumnya sudah terjadi sejak masa kanak-kanak. Penyebabnya tidak diketahui dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan postur tubuh, diet, olahraga, dan pemakaian backpack. Dan ternyata, anak perempuan lebih sering terkena ketimbang anak laki-laki.

Biasanya, skoliosis terlihat nyata untuk pertama kalinya di masa remaja (saat percepatan pertumbuhan). Pertumbuhan memang merupakan faktor risiko terbesar terhadap memburuknya pembengkokan tulang punggung.

Faktor risiko lain yang bisa memperburuk skoliosis adalah:

  • Jenis kelamin. Lengkung pada anak perempuan cenderung memburuk ketimbang anak laki-laki.
  • Usia. Semakin muda usia munculnya skoliosis, semakin besar kemungkinan menjadi lebih parah.
  • Sudut kurva. Semakin besar sudut, semakin besar kemungkinan akan memburuk.
  • Lokasi. Skoliosis di bagian tengah atau bawah tulang punggung lebih kecil kemungkinannya menjadi buruk ketimbang skoliosis di bagian atas.
  • Deteksi dini sangat penting, agar penanganan bisa segera dimulai. Bawalah anak ke ahli bedah tulang punggung, bila ada riwayat skoliosis dalam keluarga.
Umumnya sih, skoliosis tidak akan memburuk, dan yang terpenting adalah lakukan check up secara teratur (setiap 3 sampai 6 bulan). Catatan: Pada kondisi yang berat, bisa terjadi nyeri punggung, kesulitan bernapas, atau kelainan bentuk tubuh. Bisa jadi, anak perlu ‘brace’ (alat khusus) atau harus dioperasi. Tidak ada patokan baku untuk membantu membuat keputusan penanganan skoliosis, karena sangat dipengaruhi usia anak, derajat pembengkokan tulang punggung, serta prediksi tingkat keparahan sejalan dengan pertumbuhannya.

Yang pasti, anak Anda tetap bisa menari. Olahraga, termasuk menari, tak akan menghentikan perkembangan skoliosis, tetapi bisa memperkuat otot tulang punggung, meningkatkan kondisi kesehatan dan rasa percaya diri anak. Jangan cemas, namun tetap berkonsultasilah dengan dokter.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia