3 Langkah Mudah Menanam Cabai di Rumah


Bagi sebagian orang, makan tanpa sambal atau sensasi pedas jadi terasa kurang lengkap, ya. Apalagi, jika rata-rata masakan Indonesia memang menyertakan cabai segar sebagai bumbu. Namun, sejak penghujung tahun lalu, harga cabai rawit merah di pasaran terus merangkak naik, ditengarai akibat gagal panen dan kendala pendistribusian cabai. Akhir pekan ini saja, harga cabai rawit merah di pasar-pasar di Jakarta bisa menembus Rp140 ribu per kilogram! 
 
Mahalnya harga cabai rawit tersebut membuat sebagian mama lantas mengurangi jumlah pembelian cabai rawit mereka. Ada pula yang mengganti cabai rawit dengan jenis cabai lain, seperti cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai hijau, atau cabai hibrida, yang harganya tidak sefantastis cabai rawit merah. Atau, kenapa tidak mencoba menanam cabai sendiri di rumah untuk mengakali kenaikan harga cabai rawit merah? Mudah dan tak butuh perawatan yang rumit, kok. Kementerian Pertanian pun menyarankan agar setiap rumah menaman sendiri cabai rawit di halaman. Lumayan, kan, Ma, uang belanja bisa dihemat, dan area di sekitar rumah pun jadi lebih hijau. Selain itu, jika cabai sudah berbuah, ia juga bisa mempercantik rumah, lho.
 
Ada 3 tahap yang harus dilalui untuk menanam cabai rawit di rumah, yaitu pemilihan benih, penyemaian, dan penanaman. Tetapi kalau mau praktis, Mama bisa membeli bibit cabai dalam kemasan, dan langsung melakukan penanaman.
   
Pemilihan Benih
  • Pilih cabai yang bentuknya sempurna, dan biarkan mengering. Kalau memungkinkan, gunakan cabai yang sudah mengering di pohon.
  • Potong secara membujur kulit cabai, buang biji yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung, ambil biji pada bagian tengah. Biji pada bagian tengah biasanya yang paling berkualitas.
  • Rendam biji cabai rawit tersebut dalam air bersih, dan buang biji yang mengambang. Biji yang cocok jadi benih adalah yang berisi dan tenggelam dalam air.
  • Jemur biji tersebut hingga kering, kira-kira selama 3 hari.
Penyemaian
  • Siapkan media tanam berupa campuran tanah, arang sekam, dan kompos, dengan perbandingan 1:1:1. Isi pot dengan media taman hingga batas 5-10cm dari bibir pot.
  • Rendam benih cabai rawit dengan air hangat selama kurang lebih 6 jam untuk merangsang pertumbuhan.
  • Masukkan benih ke pot sedalam 0,5cm, tutup permukaannya dengan media tanam. Satu benih untuk satu lubang.
  • Siram bibit cabai dengan air bersih menggunakan semprotan tanaman agar bibit tidak berubah posisi dan media tanam tidak rusak. Lakukan penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore hari untuk menjaga kelembapan. Mama juga bisa menutup permukaan pot dengan kertas koran, kemudian siram permukaan kertas koran d hingga airnya menetes ke permukaan pot.
  • Jauhkan pot dari sinar matahari langsung. Letakkan di tempat yang teduh
 
Penanaman:
  • Jika bibit sudah memiliki 2-4 helai daun, atau biasanya ketika sudah berusia 4 hari, pindahkan ke pot lain, yang sudah diisi ¾-nya dengan campuran tanah dan pupuk kompos, dengan perbandingan 3:1.
  • Tanam bibit cabai satu per satu ke dalam pot. Hati-hati jangan sampai merusak akar. Setelah 2-3 bulan, biasanya cabai sudah dapat dipanen.
  • Lakukan penyiraman secukupnya, yaitu 3 hari sekali, atau setiap hari pada musim kemarau. Jaga agar tanaman cabai dalam konsisi yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah.
 
Tip:
  • Waktu terbaik penanaman dan pemindahan bibit adalah sebelum pukul 9 pagi dan setelah pukul 4 sore. Hal ini untuk menghindari bibit mengalami stres akibat perpindahan media tanam dan suhu udara.
  • Tambahkan pupuk organik atau pupuk khusus buah agar pertumbuhan dapat lebih optimal.
  • Rawat tanaman cabai dari gangguan rumput liar dan hama.
 
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia