Beda Pendapat Soal Menerapkan Disiplin Anak



Ketidakkompakan Anda dengan pasangan mengenai aturan disiplin merupakan cara tercepat menghapus semua otoritas Anda. Anak-anak paling pintar ‘mempermainkan’ orang tua, terutama jika mereka melihat orang tua tidak ada kesepakatan mengenai konsekuensi atas perilaku tidak baik. Ketika itu terjadi, ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Sepakat untuk saling mendengarkan. Jangan berteriak, “Kamu salah banget!” Jika anak Anda sudah cukup besar (3 tahun ke atas), Anda bahkan bisa berdiskusi mengenai poin- poin perbedaan pandangan Anda berdua di depannya (selama Anda bisa menahan diri dan berperilaku baik, ya).

2. Tahu cara berhenti, jika kemarahan mulai memuncak. Coba memberikan sebuah kode yang berarti, “Kita perlu berdiskusi di tempat lain, nih!” Atau, katakan saja Anda perlu pergi menjauh selama 5 menit.

3. Mencoba berbagi mencari solusi saat Anda menemukan kebuntuan. Salah satu dari Anda bisa menjadi pembuat keputusan final di setiap akhir pekan, sementara satu lagi di hari kerja. Atau, Anda setuju tunduk kepada siapa pun di antara Anda berdua yang sudah lebih dahulu mengambil keputusan.

Disiplin tidak hanya mengenai hukuman, tetapi berkaitan dengan mengajari anak Anda mengikuti aturan-aturan, yang berguna mengatur kehidupan manusia. Konsekuensi perlu juga, sih, tetapi yang paling penting bagi Anda adalah bersikap tegas, konsisten, peduli dengan sikap-sikap yang diharapkan dari anak. Anak-anak mungkin kesal dengan batasan-batasan dan disiplin, tetapi sesungguhnya mereka membutuhkan keduanya.

Baca juga: Lima Kesalahan Orang Tua Saat Disiplinkan Anak

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia