Ciptakan Kebahagiaan Anda Sendiri


"Kamu membuatku tidak bahagia!” Pernah mengatakan itu kepada suami Anda? Sekarang, setiap kali ingin mengucapkankan kata-kata tersebut ketika sedang marahan atau merasa kecewa, tahan dulu, ya…. Bukan ‘tugas’ suami untuk membahagiakan Anda, Ma. Begitu pun sebaliknya. Karena, setiap orang bertanggung jawab terhadap kebahagiaannya. Tentu saja, perasaan Anda lebih baik dan bahagia ketika suami melakukan atau berperilaku seperti apa pun yang ada dalam pikiran Anda. Tetapi, memaksa mereka seperti itu agar Anda merasa bahagia, sama dengan ‘memenjarakannya’.

Seperti diri kita, suami adalah individu yang punya mood, yang mungkin saja naik turun, atau perhatian yang tidak selalu sama. Ketika dia tidak memerhatikan Anda di suatu saat, mungkin karena ada sesuatu hal lain yang sedang dia pikirkan, dan bukan karena dia tidak ingin membahagiakan Anda. Bahagia atau tidak, sebenarnya ada dalam kendali kita, dan hanya kita yang bisa memutuskan akan bahagia atau tidak. Saling respek dengan pasangan juga akan menolong kita menemukan cara untuk memilih bahagia atau tidak.

Suami bukan seseorang untuk ‘melengkapi’ hidup Anda, begitu pun Anda untuk dia, jika tujuan hidup Anda adalah kebahagiaan dan kesempurnaan hidup yang berlangsung terus-menerus. Akan lebih baik, jika Anda menemukan cara sendiri untuk merasa bahagia dan ‘penuh’, tanpa tergantung kepada apa pun yang dilakukan suami. Hal itu sebenarnya berlaku untuk hubungan Anda dengan siapa pun, dengan anak-anak dan rekan atau atasan di kantor. Anda tetap bisa merasa bahagia dan ‘penuh’ karena Anda memutuskan sendiri. Sehingga, ketika kondisi tidak cukup baik, hal itu tidak akan berpengaruh terhadap kebahagiaan Anda. (foto: 123rf)

Baca juga: Kunci Pasangan Bahagia

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia