Deteksi Kanker Kulit Lewat Tahi Lalat

Ternyata, salah satu penyebab kematian pada wanita awal 30-an adalah melanoma—sel-sel pemicu kanker kulit yang sering ada di tahi lalat. Jangan buru-buru panik deh. Hampir 100%-nya bisa disembuhkan, asal diketahui sejak dini


Kunci dari deteksi cepat: selalu waspada terhadap bintik baru atau perubahan (yang samar-samar) pada tahi lalat. Begitu tanda-tanda ini muncul, segera ke dokter. Ini berarti, Anda musti rajin-rajin memeriksa sendiri kulit Anda.


Biar self-checks lebih efektif, para pakar kini menyarankan menambahkan ‘E’ pada standar advis ‘ABCD’ untuk melanoma:

A untuk sisi asimentris.

B untuk batas tidak rata.

C untuk color alias warna yang beda di tahi lalat.

D untuk diameter lebih dari enam milimeter (seukuran penghapus pinsil).

E untuk evolusi atau perubahan pada tahi lalat dari waktu ke waktu. Suatu benjolan ganas bisa jadi sama sekali tidak menunjukkan gejala klasik ABCD, namun berubah ukuran seiring bertambahnya waktu.


Nah, jadwalkan untuk checkup jika tahi lalat atau bintik memperlihatkan salah satu gejala di atas. Gunakan saja cermin untuk memeriksa bintik yang-sulit-dilihat (seperti di tengkuk atau punggung Anda). Anda bahkan bisa minta tolong suami untuk jadi mata kedua.


Juga, ide yang bagus untuk mengunjungi dokter kulit untuk memeriksakan kulit satu kali dalam setahun—lebih sering (berdasarkan rekomendasi dokter Anda) jika Anda berisiko terkena kanker kulit atau punya tahi lalat atau perubahan warna kulit yang bikin waswas. (Dipotret saja untuk perbandingan nantinya.)


Bila Anda bisa tahu persis gejala yang mencurigakan, sadar kalau mungkin saja tidak berbahaya, sekalipun menunjukkan beberapa gejala di atas. Kunjungan singkat ke dokter kulit dan melakukan biopsi bisa meredakan ketakutan Anda—atau menyelamatkan nyawa Anda. 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia