Dua Isu Kesehatan Ini Terbukti Hoax


Pemberian vaksin HPV kepada anak usia sekolah dasar (SD) menyebabkan menopause dini.
Faktanya:
Isu tentang kanker serviks (leher rahim) menghangat setelah Pemerintah Daerah DKI Jakarta membuat gerakan vaksin HPV untuk anak-anak SD. Padahal, menurut dr. Yusfa Rasjid, dari RSIA YPK Mandiri, Jakarta, pemberian vaksin serviks kepada anak usia SD tidak akan berdampak buruk, apalagi menyebabkan menapouse dini, seperti berita yang banyak beredar. Vaksin serviks dinilai aman karena yang disuntikkan ke dalam tubuh adalah protein yang terbentuk dari virus macromolecular, yang menyebabkan antigen dalam tubuh.

Pemberian vaksin serviks pun dapat dilakukan sejak dini, yaitu pada usia 9 tahun. Tujuannya, agar kekebalan tubuh terhadap virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks terbentuk sejak dini. Virus HPV hanya bisa ditularkan lewat hubungan seksual. Namun, untuk memberikan vaksin serviks, menurut dr. Yusfa, tidak perlu menunggu seorang wanita aktif secara seksual. “Waktu kapan pertama kali diberikan vaksin HPV, tidak masalah. Sejak usia dini lebih baik agar tubuh segera terlindungi. Cukup sekali vaksin serviks, tubuh akan terlindungi, dan seumur hidup tidak perlu vaksin ulang karena antibodi tubuh terhadap virus sudah terbentuk,” katanya.

Baca juga : Kenali Ciri Berita Hoax

Ada virus berbahaya yang menyerang tulang belakang hingga ke otak anak-anak yang bermain di tempat mandi bola, sehingga menyebabkan kelumpuhan. 
Faktanya:
Logikanya, menurut dr. Adityo Susilo, SpPD-KPTI, FINASIM, Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, FKUI-RSCM, Jakarta, tempat bermain anak, seperti kolam mandi bola, memang perlu diperhatikan kebersihannya. Tempat tersebut dikunjungi banyak anak dengan berbagai kondisi, dan belum tentu dibersihkan setiap hari.

Pada tempat yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik, kuman dan bakteri tentu akan lebih mudah berkembang, sehingga anak-anak yang bermain di tempat tersebut berisiko tinggi terpapar penyakit. Namun, terkait dengan virus meningitis, dr. Adit melihat hal itu mungkin terjadi, jika anak tersebut memang sedang dalam masa inkubasi meningitis. Jadi, ketika ia dinyatakan menderita meningitis, lalu dikaitkan dengan tempat ia bermain. Walau sebenar, itu adalah dua kasus yang berbeda.

Penyakit meningitis sendiri disebabkan oleh virus meningitis, dan juga bisa disebabkan oleh bakteri. Virus itu bisa menular dari udara atau kontak langsung dengan penderita meningitis dan bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di kolam bola. (Foto: 123rf)

Baca juga : Hati-hati Menyebar Berita di Facebook

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia