Jadi Role Model Buat Anak

Coba tanyakan pada diri Anda, Ma, Anda ingin anak kelak berperilaku bagaimana? Apakah Anda ingin anak menjadi anak yang percaya diri, tak takut dengan orang dan lingkungan baru, sopan pada orang yang lebih tua, atau murah hati pada sesama? Percayalah, Anda bisa ‘menciptakan’ anak sesuai dengan keinginan Anda. Asal, Anda pun berperilaku yang sama.

Lalu, bagaimana jika Anda memiliki perilaku yang berbeda dengan apa yang Anda harapkan dari anak? Misalnya, Anda kerap tak sabaran, atau suka marah-marah pada asisten rumah tangga. Menurut Diana, satu-satunya cara adalah dengan mengubah diri Anda. “Menjadi orang tua itu adalah sebuah komitmen, termasuk komitmen untuk menjadi yang terbaik buat anak. Sehingga ketika kita sadar bahwa kita memiliki sifat atau perilaku yang tak baik, kita harus mau mengubahnya demi anak,” tegas Diana. Sesekali ‘kelepasan’ marah-marah, itu manusiawi.

Tapi, jangan lupa untuk segera minta maaf dan menjelaskan pada anak bahwa perilaku Anda barusan tak patut ditiru, misal dengan mengatakan, “Maaf, ya, kamu tadi melihat Mama marah-marah sama si mbak. Mungkin karena Mama capek, jadi gampang marah. Tapi Mama sudah minta maaf pada mbak, kok.” Dengan begitu si kecil pun paham bahwa pemandangan mama marah-marah yang baru saja dilihatnya adalah sesuatu yang ‘salah’ dan tak pantas ditiru.

Jika Anda telah memastikan bahwa perilaku Anda baik-baik saja sehingga pantas ditiru oleh anak, barulah Anda boleh sedikit ‘menoleh’ ke lingkungan di sekitar Anda. Jangan lupa, ada pengasuh, teman-teman, tayangan televisi, hingga games yang semuanya bisa memengaruhi perilaku si kecil. Untuk urusan pengasuh, misalnya, beberapa hal mungkin harus Anda pertimbangkan saat memilih pengasuh. Di antaranya, sehat secara fisik (agar pengasuh tak menularkan penyakit kepada anak), memiliki bahasa komunikasi yang sama dengan yang Anda gunakan sehari-hari pada anak (jangan sampai terjadi Anda berkomunikasi dengan anak dalam bahasa Inggris, sementara anak berkomunikasi dengan pengasuh dalam bahasa Indonesia atau daerah!), serta memiliki kepribadian dan karakter yang baik.

Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga, yang kerap disapa Diana ini, mengingatkan, secapek dan sesibuk apa pun, pastikan anak mendapatkan waktu yang berkualitas bersama Anda. Misalnya, saat si kecil sedang bermain bersama pengasuh, pastikan Anda berada di dekat si kecil, meski sekadar menontonnya bermain. “Saat si kecil berhasil melakukan sesuatu, bertepuk tanganlah, puji dia, dan rentangkan kedua tangan Anda sebagai ‘undangan’ bagi si kecil untuk mendekat dan memeluk Anda. Dengan begitu, si kecil tahu bahwa mbak adalah teman bermain, dan Anda tetaplah orang terdekat buat dia,” jelas Diana.

Dalam prakteknya sehari-hari, Diana banyak menemui beragam perilaku anak-anak. Dan menurutnya, anak-anak yang sopan, bicaranya baik, serta berperilaku positif, memiliki orang tua yang baik pula. “Bukan baik yang berlebihan, seperti orang suci, misalnya. Tapi baik yang umum, yang perilakunya bisa diterima oleh orang kebanyakan. Jadi, intinya, tak sulit, kan, menjadi orang tua yang baik?” kata Diana.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia