Kapan Haid Lagi Setelah Melahirkan?

 

Mungkin pertanyaan ini termasuk yang kerap Mama lontarkan usai melahirkan: Kenapa, ya, haid tak juga datang, meski masa nifas sudah berakhir, bahkan sampai berbulan-bulan setelahnya?

Tak perlu gundah, Ma. Waktu terjadinya kembali haid setelah Anda melahirkan memang berbeda-beda, kok, pada setiap wanita. Bahkan, antara kelahiran pertama dan berikutnya saja juga bisa berbeda.

Namun, meski tidak dapat ditentukan secara pasti, ada faktor yang berpengaruh besar terhadap siklus haid setelah melahirkan, yaitu menyusui.

Dikutip dari www.parents.com, menurut Dr. Amina White, M.D., profesor klinis obstetri dan ginekologi di University of North Carolina, AS, jika Anda termasuk mama yang aktif memberikan ASI kepada si kecil, Anda pun akan cenderung lebih lama mengalami haid kembali usai melahirkan.

Hal itu karena, hormon prolaktin yang memproduksi ASI akan menekan proses ovulasi di dalam rahim, sehingga haid jadi terhambat. Biasanya, Anda akan kembali mengalami haid sekitar 15-18 bulan usai melahirkan, tergantung lama Anda memberikan ASI eksklusif kepada si kecil.

Namun, bukan berarti, pada masa ini Anda tidak bisa kembali hamil.

Perlu diingat bahwa ovulasi atau pembuahan terjadi sebelum haid. Jadi, begitu seorang wanita berovulasi, berarti Anda sedang mengalami masa subur.

Untuk itu, jika setelah melahirkan Mama berniat menunda memiliki momongan kembali, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai program KB yang sesuai kondisi tubuh Anda saat ini.

Sebaliknya, Anda yang tidak memberikan ASI kepada si kecil, melainkan susu formula, biasanya akan mengalami haid kembali lebih cepat, yakni sekitar 4 hingga 8 minggu usai melahirkan.

“Pada intinya, usai melahirkan, periode haid Anda mungkin akan mengalami sedikit perubahan, meski bisa juga tidak berubah sama sekali. Jika berubah, siklusnya bisa jadi lebih lama, atau malah lebih sedikit, hanya beberapa hari saja,” katanya.

Kabar baiknya, apabila sebelumnya Anda kerap mengalami nyeri setiap haid, maka setelah melahirkan, terutama melalui persalinan normal, maka keluhan tersebut bisa menghilang. Hal itu karena, rahim tidak kecil lagi setelah otot-otot rahim berkontraksi sekuat mungkin untuk mengeluarkan bayi saat persalinan.

Sementara rahim yang masih kecil, karena belum pernah hamil, akan lebih tegang, sehingga pengeluaran darah saat haid pun tidak terlalu lancar. Akibatnya kontraksi otot rahim akan memicu rasa kram dan nyeri. (Aprilia Safitri Ramdhani)


Baca juga:
Tes IVA, Pap Smear, dan Vaksin Serviks Setelah Melahirkan
Hamil Lagi Setelah Baru Melahirkan


Foto 123RF
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia