Menyikapi Tawaran Investasi di Media Sosial


Seorang mama yang juga pengusaha toko online mengungkapkan, dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya arisan online komunitas pedagang online yang diikutinya. Awalnya, ia mengikuti komunitas tersebut untuk mendapatkan informasi tentang penyedia bahan baku maupun produk tanpa merek untuk dijualnya kembali. Namun kemudian, ia justru menjadi sumber inspirasi diadakannya arisan online oleh komunitas tersebut. Kurang lebih, begini ceritanya.

Pada suatu hari, si mama pengusaha online ini mendapat kesulitan dana untuk mengembangkan modal usahanya padahal ia baru saja menerima pesanan dalam jumlah yang cukup besar. Merasa tak memiliki wadah curhat lain, ia mengungkapkan masalah tersebut di komunitas. Selama ini, mama tersebut hanya bergantung pada penghasilan suami dan tidak memiliki cadangan uang lagi. Gayung pun bersambut, rupanya banyak anggota komunitas yang juga memiliki masalah serupa. Timbul ide untuk mengadakan arisan di antara mereka. Tak butuh waktu lama, setelah diumumkan di halaman resmi komunitas, terkumpul beberapa orang yang berminat ikut arisan tersebut.

Kisah-kisah semacam ini hanya salah satu dari sekian banyak kisah yang melatarbelakangi munculnya tawaran investasi di media sosial. Tak dapat dipungkiri, media sosial bukan lagi sekadar tempat orang saling mengenal dan berjumpa kembali. Dalam dunia usaha, media sosial punya banyak hal yang menjanjikan. Akan tetapi, kita juga perlu mencermati risikonya sebelum menerima tawaran tersebut. Berikut beberapa saran dari Indra Hadiwidjaja CFP® , financial planner, yang perlu Anda pertimbangkan.

Arisan Online
Tak ada yang salah dengan mengikuti arisan online, sepanjang Anda tahu benar tujuan keuangan Anda pribadi dan dengan siapa saja mengikutinya. Namun perlu Anda sadari, arisan bukanlah investasi atau kendaraan keuangan yang sebenarnya. Logika mudahnya begini. Jika Anda ikut arisan dan menarik uang (yang belum tentu bisa diprediksi waktu penarikannya), hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan mengumpulkan uang sendiri selama jangka waktu tersebut. “Apalagi sistem arisan itu, kan, semakin banyak orang maka semakin panjang jangka waktu kemungkinan penarikannya. Rumus sederhananya, jumlah orang sama dengan bulan uang terkumpul.

Walaupun ada kemungkinan Anda mengambil uang tersebut lebih cepat, dan membayarnya di kemudian hari. Tapi tidak ada keuntungan uang tersebut berkembang seperti dalam kendaraan investasi. Secara investasi, tidak ada nilai tambah karena uang yang disetorkan, sama dengan yang didapatkan,” jelas Indra.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah risiko salah seorang atau lebih peserta arisan yang tidak membayar iuran. “Oleh karena itu, jika akan mengikuti arisan online sebaiknya pastikan adminnya dapat dipercaya. Kemudian, tentukan aturan main yang jelas, mulai dari siapa yang memegang uang, bagaimana tanggung jawabnya, bagaimana menentukan siapa yang menarik, dan sebagainya,” terangnya lagi.


Tawaran Rumah Murah
Anda pernah melihat tawaran penjualan rumah di media sosial dengan syarat mudah dan harga murah? Ini juga merupakan salah satu konsekuensi bermedia sosial, yang ada banyak promosi dan tawaran dari pihak-pihak yang memanfaatkan pertemanan dengan Anda. Tak salah, sih, asal kepemilikan rumah tersebut sesuai dengan peraturan dan dengan sistem pembayaran yang menjamin keuntungan masing-masing pihak. Melihat tawaran semacam ini, Anda perlu menelusuri dahulu, bagaimana posisi orang yang membagikan penawaran tersebut, apakah orang ini adalah bagian dari developer atau mengatasnamakan developer saja, siapa developer pembangun rumah tersebut, bagaimana portofolio developer tersebut (melihat karya-karya pembangunan sebelumnya), dan bagaimana penjaminan akta tanah serta bangunan yang dijual.

Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan, jangan mudah terbuai dengan sesuatu yang too good to be true. Sebaiknya, hitung dulu risiko dan keuntungan yang didapat. “Kalau ragu dengan keamanan penjaminan surat tanah dan bangunannya, sebaiknya pilih KPR dari bank resmi atau yang telah berbadan hukum. Bank akan membantu menyelidiki kemampuan developer sebelum mengalirkan dana. Mulai dari, persyaratan izin operasi developer hingga kemampuan keuangan si developer sehingga tidak terjebak tawaran yang tidak nyata,” ujar Indra.

Selain itu, jika ada tawaran untuk membayar dengan cicilan tanpa KPR lebih dari 3 tahunan dengan penjamin developer itu sendiri, sebaiknya perlu diwaspadai. “Ingat, notaris itu hanya bicara perjanjian secara hukum. Tidak bisa menjamin 100 persen dana akan aman hingga batas waktu yang disepakati,” pesan Indra lagi.


Tawaran Menjadi Reseller
Tak sedikit orang yang membagikan peluang usaha kepada orang lain di jejaring sosialnya. Ada yang menawarkan untuk menjadi agen, reseller, hingga distributor produk yang dijualnya. Kabar baiknya, sudah banyak mama yang sukses membangun usaha sampingan melalui tawaran-tawaran semacam ini. Tapi Anda juga tak bisa menutup mata akan risiko lain yang mengikutinya.

“Tidak terlalu besar, sih, risikonya, asal kita tahu betul si sumber produk ini dan kemampuan penyediaan barangnya,” ujar Indra. Membangun usaha online memang butuh keberanian untuk mencoba. Kalau terlalu banyak ketakutan dan spekulasi-spekulasi yang negatif, tentu tidak akan ada peluang untuk berhasil. Tapi menjajal usaha pun perlu analisa yang tepat. “Jika belum mengenal betul distributornya, coba membeli produk dalam jumlah kecil dulu. Lihat apakah distributor ini tidak menipu ataupun sulit menyediakan barang. Kalau hasilnya oke, ajak bicara distributor tersebut untuk tindak lanjut penjualan dalam jumlah tertentu atau sistem tertentu,” pesan Indra.

Selain mencoba dulu, Anda juga perlu melindungi diri dari risiko rusaknya nama baik di hadapan konsumen. Jika belum bisa menjamin produk bisa dibeli dalam jumlah besar atau dengan jangka waktu singkat, jangan menerima pesanan dalam jumlah banyak dulu. “Risiko terburuk, kalau
pembeli kita tidak terima karena sudah setor uang dan belum menerima barang, kita bisa dipidanakan. Ini tentu sangat tidak menguntungkan,” ujar Indra.

Intinya, dalam dunia online memang banyak sekali tawaran yang memberi kita harapan, “Tapi kita yang harus pintar dalam memilih dan memilah mana yang benar dan mana yang menguntungkan,” pesan Indra lagi.

Tip: Manfaatkan Kartu Kredit
Sebenarnya ada jalan lain untuk bisa memiliki modal usaha instan, yakni dengan memanfaatkan kartu kredit. “Kartu kredit itu memang ibarat pisau bermata dua, kalau dimanfaatkan dengan benar maka bisa memberikan keuntungan. Tapi kalau digunakan untuk keperluan konsumtif, juga bisa menjerat kita berutang terus menerus,” ujar Indra.

Lantas apa keuntungan yang bisa ditawarkan kartu kredit untuk usaha? Belanja yang dilakukan sekarang bisa dibayar maksimal 45 hari setelah pembayaran. Kalau uang ini segera diputarkan dan menghasilkan keuntungan sebelum tiba tanggal jatuh tempo, tentu menjanjikan keuntungan bagi Anda yang tak punya modal uang tunai. “Tentunya, Anda harus yakin dulu dan menghitung captive market untuk menghabiskan produk dalam jangka waktu tersebut. Dan, begitu mendapatkan uang yang cukup untuk membayar utang kartu kredit, segera bayar sebelum jatuh tempo,” ujar Indra.

Foto: 123rf

Baca juga: Memilih Arisan Sebagai Investasi

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia