Mungkinkah Papa Alami Baby Blues

Anak adalah berkah. Kelahiran seorang anak biasanya membawa rasa bahagia luar biasa, terlebih jika anak ini merupakan anak yang selama ini ditunggu-tunggu kehadirannya. Tapi, pasca persalinan, beberapa orang tua justru mengalami perubahan gejolak emosi yang disebut baby blues. Baby blues ternyata bukan monopoli para mama, ternyata papa pun bisa dilanda Baby Blues. Penyebabnya pun tak semata-mata faktor hormonal

Apa sih baby blues? Baby blues adalah saat dimana emosi jadi naik turun, sehingga di satu sisi membuat orang tua merasa senang dengan kehadiran bayinya, tapi di sisi lain juga tiba-tiba merasa sedih, bersalah, menangis tanpa sebab, bahkan merasa tidak mampu merawat bayinya. Baby blues ini biasanya berlangsung pada minggu ke-2 hingga ke-4 pasca kelahiran.

Pada minggu pertama setelah kelahiran, baby blues jarang timbul karena itulah masa-masa bahagia orang tua atas kehadiran anaknya. Nah, masuk minggu kedua, mulailah mereka ‘berjumpalitan’ dengan kehidupan bersama warga baru ini. Menurut Vera, seorang pengajar di Universitas Tarumanegara, ‘Baby Blues’ biasanya akan menghilang di akhir minggu ke-4. Seiring mulai terbiasanya orang tua mengasuh anak mereka. Tapi, bila lebih dari 4 minggu, gejolak emosi ini masih berlangsung, maka itu sudah masuk depresi pasca kelahiran.

Kebanyakan orang mengenal baby blues ini hanya dialami para mama. Ternyata, sindroma seperti baby blues ini bisa diderita para papa. Pasca kelahiran, papa bisa mengalami perubahan gejolak emosi semacam baby blues. Meski, belum ditemukan nama akurat untuk sindroma itu dari literatur yang dipercaya. Seperti pada mama, papa juga perlu dibantu agar baby blues ini tidak menyeretnya dalam tekanan emosi yang lebih dalam.  

The National Institute of Child Health and Human Development  mengungkapkan 62 persen dari papa baru mengalami feeling blue ini terhadap kelahiran anaknya. Penelitian lain yang dilakukan Eastern Virginia Medical School di Norfolk, AS juga menemukan, bahwa para papa bisa mengalami sindroma semacam baby blues ini. Bahkan, angkanya lumayan ekstrem: satu dari 10 papa baru mengalaminya! Penelitian itu mengumpulkan data dari 43 penelitian yang melibatkan sekitar 28 ribu peserta. Secara keseluruhan, diperkirakan sekitar 10 persen dari papa baru itu mengalami baby blues itu dari anak mereka masih berusia hitungan hari hingga 12 minggu pasca persalinan. Bahkan 5 persen di antaranya sempat tenggelam dalam depresi pasca persalinan hingga satu tahun lamanya.

Memang, sih, jika dibandingkan kejadiannya dengan para mama, angka perubahan gejolak emosi pada papa ini memang lebih rendah. Pada mama baru, sekitar 70 persen kemungkinan bisa mengalami baby blues pasca melahirkan.  Meski demikian, para mama perlu mewaspadai baby blues pada para papa ini agar mereka tidak jatuh dalam depresi pasca melahirkan yang berlarut-larut.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia