Perbedaan Pola Asuh Anak

Seiring perubahan zaman, berbagai hal pun mengalami perubahan, termasuk pola asuh anak. Generasi orangtua kita mungkin heran melihat ‘kehebohan’ generasi kita mengasuh anak. Mulai dari heran karena kita ngotot soal pemberian ASI eksklusif (“Kenapa nggak dikasih susu formula? Nanti kurus lho bayimu, waktu kamu bayi juga minum formula nggak apa-apa,” begitu komentar generasi sang nenek), sampai heran soal ‘kasak-kusuk’ kita memilih preschool bagi anak (“Anak masih sekecil gitu kok sudah masuk sekolah? Kamu dulu kan langsung masuk TK yang dekat rumah”). Masih untung kalau sang kakek-nenek sekedar heran, tapi bagaimana kalau memicu konflik antara orang tua dan kakek nenek, serta menyebabkan kebingungan pada anak?
 
Menurut psikolog anak, Dinasti Widarsari, mengenai perbedaan pola asuh beda generasi, inti sesungguhnya adalah bagaimana kedua belah pihak mengombinasikan pola asuh yang ada. Karena jika kedua perbedaan itu diterapkan dengan baik, akan memberikan dampak positif pada perkembangan anak.
 
“Jadi awalnya memang harus disepakati antara orang tua dan kakek nenek, value apa yang harus diterapkan. Sehingga dengan cara masing-masing mereka memegang value yang sama. Yang satu metodenya old fashioned, sementara yang lain sudah up to date dengan kondisi sekarang. Itu enggak masalah selama mereka memegang value yang sama. Sehingga biasanya tidak akan menimbulkan kebingungan atau dampak psikologis. Malah akan bisa memberi dampak positif, yaitu anak belajar menerima keragaman pendekatan,” jelasnya.
 
Foto : Getty Images

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia