Smartphone Bisa Timbulkan Ketegangan di Rumah




Pernahkah Anda melirik telepon pintar Anda, meski sebentar, untuk memeriksa notifikasi e-mail masuk atau pemberitahuan dari Facebook? Padahal saat itu Anda sedang bersama anak, yang seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari Anda. Memang, kehadiran telepon pintar memberikan banyak dampak positif, salah satunya adalah memungkinkan orang melakukan beberapa pekerjaan sekaligus –multitasking. Namun, sisi negatifnya juga tidak dapat dikesampingkan.


Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Development & Behavioral Pediatrics, ketika orang tua menggunakan telepon pintar di dekat anak-anak yang masih kecil, hal itu cenderung menimbulkan konflik dan ketegangan di rumah. Mengapa? Karena dengan melakukan hal itu, sama artinya dengan Anda sedang mengaburkan garis batas antara kerja, kehidupan sosial, dan kehidupan privasi di rumah. Memang, Anda berusaha menjadi orang tua yang selalu menjaga anak, meski sambil scrolling laman media sosial, tetapi, tidak fokus!

Dalam studi tersebut, peneliti mewawancarai 35 pengasuh tentang kebiasaan multitasking mereka dalam menggunakan telepon pintar. Banyak dari mereka yang mengaku bahwa hal itu memengaruhi rutinitas sehari-hari. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa setelah membaca informasi yang kurang menyenangkan atau menerima e-mail yang berhubungan dengan pekerjaan, muncul emosi negatif yang berdampak kepada sikap mereka saat mengasuh anak-anak.

Lebih parah lagi, apabila anak mencoba mencuri perhatian dan menjauhkan mereka dari telepon pintar, mereka akan membentak atau berteriak kepada anak. Karena telepon pintar itu mereka gunakan untuk melarikan diri dari kebosanan saat mengasuh anak dan mendapatkan pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah secara mudah.

“Orang tua berusaha menyediakan waktu untuk keluarga, tetapi masih tetap bisa menjalankan tugas pekerjaan dengan mengakses telepon pintar,” jelas Jenny Radesky, MD., dokter dan ahli perilaku anak di University of Michigan C.S. Mott Children’s Hospital, AS, yang juga penulis utama jurnal. “Jadi, akan jauh lebih sulit mengalihkan perhatian para orang tua dari memikirkan hal lain saat menjaga anak, karena teknologi membuat mereka berpikir bahwa mereka bisa bergerak tanpa batas.”

Lantas, sekarang bagaimana? Tarik napas dulu, dan jangan panik, Ma. Bukan berarti, Anda harus putus hubungan sepenuhnya dengan telepon pintar saat bersama anak. Menurut Radesky, “Orang tua tidak harus selalu available 100 persen sepanjang waktu, karena anak pun perlu diajarkan kemandirian.”

Hanya saja, Anda perlu bersikap luwes saat menghadapi pekerjaan dan berbagai hal lain yang memerlukan telepon pintar. Apabila Anda merasa lelah dan kelebihan beban pekerjaan, segera tarik diri Anda dari memikirkan hal itu. Rasa lelah itulah yang menjadi batas Anda. Bila perlu, batasi akses informasi yang mungkin akan masuk melalui kiriman notifikasi, dengan menggunakan fitur filter atau block. Anda tentu tahu kapan Anda bisa multitasking, dan kapan anak perlu mendapat perhatian penuh dari Anda.


Baca Juga: Lepas Gadget Saat Bersama Anak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia