Suami Alami Puber Kedua, Inikah Tandanya?



Meskipun secara medis puber pada laki-laki hanya terjadi saat remaja, ketika seorang pria menginjak usia 40 tahun sering kali muncul berbagai perubahan terutama secara psikologis.

Ada apa dengan usia 40-an? Pada suatu kesempatan, psikolog seksual Zoya Amirin pernah menyatakan bahwa pria yang berada di puncak kariernya membutuhkan egobooster untuk mendapatkan atensi lebih dari orang-orang di sekitarnya, termasuk dari lawan jenis di luar pasangan resminya. Pria yang biasanya mapan dan di puncak sukses saat usia 40-45 ini juga ingin disanjung, diperhatikan, dan dianggap sebagai seorang yang paling penting.

Memang tidak semua pria bersikap demikian. Jika mereka mendapatkan kepuasan yang cukup termasuk secara psikologis dari keluarga (pasangan dan anak), maka ia akan memfokuskan segalanya untuk keluarga. Namun, sering kali para mama berdalih sibuk dengan urusan anak ataupun pekerjaan, sehingga suami terabaikan. Anda mungkin berpikir, “Dia pasti mengerti” atau “Cinta kami terlalu besar, tak mungkin ia mengecewakanku.” Jangankan untuk suami, waktu untuk diri sendiri saja tak ada!

Di celah yang ‘kurang’ inilah terkadang suami mendapati kepuasan di luar. Perhatian kecil dari para wanita di sekitarnya menjadi berarti. Mulai dari pujian atas pilihan parfumnya hari itu atau kesuksesan mendapatkan tender besar untuk kantor. Sementara, istri memberikan
respons biasa saja untuk kesuksesannya dan lebih tertarik berdiskusi urusan anak atau renovasi rumah.

Saat cemburu mulai tumbuh, para istri sering kali menyikapinya dengan sangat emosional. Menuduh suami selingkuh, tidak sayang lagi, tidak perhatian, dsb. It takes two to tango, Ma. Begitu pun dalam pernikahan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, atur waktu
dengan lebih baik. Alokasikan waktu yang proporsional dan efektif dalam keseharian Anda. Jaga kesehatan dengan baik agar selalu prima dalam tuntutan sebagai multitasker andal. Kelelahan biasanya pangkal emosi dan kesalahpahaman.

Beri perhatian ekstra pada suami. Feed his ego dengan pujian, tatapan mesra saat berbincang sehari-hari, hingga pernyataan atas hebatnya ia saat bercinta. Ini saatnya Anda mengalah dan membiarkan suami merasa menjadi orang terhebat. Percayalah, fase ini tidak akan berlangsung selamanya. Ketika ia kembali ‘menginjak bumi', ia akan sangat berterima kasih pada Anda. Jika hal yang terburuk sudah terjadi, suami berselingkuh, stop menyalahkan diri sendiri maupun pasangan. Carilah konselor pernikahan untuk menyelamatkan kondisi psikologis dan pernikahan Anda.

Foto : Fotosearch

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia