Hindari Beli Beras Palsu


Tak hanya dijual dalam berbagai macam merek, beras-beras lokal yang beredar di pasaran pun memiliki varietas yang berbeda beda. Perbedaan ini mempengaruhi tekstur dan cita rasa nasi yang dihasilkan. Kenali ciri tiap varietas beras supaya Anda tidak tertipu dengan oknum penjual beras oplosan atau palsu. Anda pun tak lagi bingung saat mendapati pertanyaan dari penjual beras, “Mau beras apa, Bu? Pandanwangi atau Rojolele?”

BERAS PANDANWANGI
Jenis beras ini merupakan trade mark kota Cianjur, Jawa Barat, karena itu beras ini dikenal juga dengan sebutan beras Cianjur. Aroma khasnya yang mirip wangi pandan menjadi keunggulan beras ini. Wangi pandan yang tercium dari beras Pandanwangi saat ditanak berasal dari senyawa aromatik alami yang terlepas selama proses pemasakan.

Sayangnya, ada saja oknum penjual beras Pandanwangi ‘palsu’ dengan memberikan zat pemberi aroma pandan sintetik pada beras jenis lain. Dengan keunggulannya yang harum dan tekstur yang pulen, harga beras ini memang relatif lebih tinggi dibanding jenis beras lain. Jadi tak heran jika banyak yang tertarik untuk menjual versi palsu namun dengan harga asli yang tinggi.

Meski aromanya bisa direkayasa, Anda tetap bisa mengenali ciri fisik beras Pandanwangi yang butirannya cenderung bulat dan warnanya kekuningan dan agak bening. Jika Anda menemukan beras berbutir panjang-kurus tetapi beraroma khas pandan, besar kemungkinan beras yang dicap sebagai beras Pandawangi atau beras Cianjur tersebut adalah palsu.

BERAS ROJOLELE
Jenis beras ini juga merupakan beras unggulan dengan harga yang relatif tinggi meski tidak mengeluarkan aroma pandan seperti pada beras Pandanwangi, tetapi nasi yang dihasilkan lembut dan pulen.

Nama Rojolele merupakan sebutan yang umum di daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur. Sedangkan di daerah Jawa Barat dan beberapa daerah lain, beras ini dikenal dengan sebutan beras Muncul. Butiran berasnya cenderung bulat dan memiliki sedikit bagian yang berwarna putih susu. Saat dimasak tekstur nasinya pulen.

BERAS SETRA RAMOS (IR 64)
Merupakan jenis beras yang paling umum dikonsumsi msyarakat karena harganya yang relatif terjangkau. Saat masih baru dan kemudian dimasak, tekstur nasi yang dihasilkan adalah pulen, namun jika beras ini sudah berumur lebih dari 3 bulan maka setelah matang nasinya akan mudah basi dan teksturnya menjadi pera. Beras Setra Ramos tak akan mengeluarkan aroma khas pandan saat dimasak, jadi Anda patut curiga jika ternyata nasi dari beras Setra Ramos Anda mengeluarkan aroma harum pandan. Ciri-ciri beras jenis ini adalah memiliki bulir yang agak panjang/ lonjong dan tidak bulat.

BERAS IR 42
Beras ini bentuk butirannya panjang, mirip beras IR 64, namun ukurannya lebih kecil. Saat dimasak akan menghasilkan nasi yang pera, sedikit keras dan kering. Oleh karena itu jenis beras ini sangat cocok digunakan untuk membuat nasi goreng atau nasi uduk.

Para pembuat ketupat atau lontong juga banyak yang menggunakan beras IR 42. Meski demikian, jenis beras ini harganya lebih tinggi dari beras IR 64 alias Setra Ramos. Hal ini dikarenakan produksi IR 42 tak sebanyak IR 64. Para petani lebih banyak yang menanam IR 64.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia