11 Penyebab Terjadinya Keguguran


Beberapa hal berikut ini adalah penyebab yang mungkin saja terjadi pada keguguran maupun keguguran berulang.
  1. Penyakit-penyakit yang menyerang ibu. Misalnya sindrom antifosfolipid (Anti Phospholipid Syndrome) di mana antibodi malah menyerang jaringan tubuh sendiri termasuk embrio, lupus, anemia, darah tinggi, diabetes melitus, tiroid, dll. Awalnya bayi tidak apa-apa. Tetapi, gangguan kondisi fisik ibu menyebabkan bayi tidak mendapat makanan yang cukup dan akhirnya meninggal. Keguguran bisa terjadi kapan saja. Dari sebelum 12 minggu atau hampir melahirkan.
  2. Ibu yang perokok. Pembuluh-pembuluh darah ibu yang perokok mungkin saja mengalami kerusakan, sehingga nutrisi sulit masuk ke aliran darah. Akibatnya, bayi tidak cukup mendapat makanan dan oksigen, sehingga tidak berkembang dan berakhir dengan keguguran.
  3. Stres dan kelelahan hebat. Dalam kondisi ini pembuluh-pembuluh darah mengecil, menyebabkan suplai darah dan oksigen tidak cukup masuk ke dalam rahim, sehingga terjadi kontraksi rahim dan keguguran atau lahir awal. Pencegahannya adalah dengan pemberian obat yang dapat menghilangkan kontraksi rahim atau membuat rahim relaks,” ungkap Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG (K), staf pengajar di RSCM/FKUI, Jakarta, yang akrab disapa dr. Ovy ini.
  4. Infeksi di vagina (bacterial vaginosis atau vaginistis bacterialis)merangsang rahim berkontraksi juga, sehingga menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya. Wanita hamil yang mengalami keputihan sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter, karena bakteri keputihan harus diatasi secara tuntas agar tidak menginfeksi janin.
  5. Infeksi toksoplasma, rubella, yang bisa menyebabkan kematian janin di usia 3 bulan.
  6. Infeksi virus-virus yang tidak diketahui. “Banyak kasus keguguran akibat virus yang belum bisa dideteksi. Tiba-tiba saja ibu mengalami gejala mirip flu, lalu tiba-tiba bayi dalam kandungannya meninggal. Ini bahkan terjadi pada kehamilan lanjut,” kata dr. Ovy.
  7. Imunitas menurun. Daya tahan tubuh yang ngedrop membuka jalan masuknya virus-virus aneh, yang bahkan tidak teridentifikasi dan menyebabkan kematian janin.
  8. Ketidakcocokan darah. Contoh rhesus incompatibility, ABO incompatibility, adalah kelainan-kelainan darah yang menyebabkan munculnya antibodi dari tubuh ibu yang bisa mematikan bayi dalam kandungan, baik di bawah usia 20 minggu maupun bayi sudah besar, dan bisa terjadi tiba-tiba. Cara pencegahan adalah sebelum kehamilan, dilakukan tes darah pada pasangan suami istri.
  9. Defisiensi gizi. Ibu hamil perlu gizi yang baik dan seimbang untuk perkembangan bayinya. Dua zat gizi yang paling penting adalah asam folat dan zat besi. Agar risiko keguguran berkurang, keduanya sebaik-nya sudah dikonsumsi 5-6 bulan sebelum kehamilan.
  10. Defek fase luteal (Luteal Phase Defect). “Ini adalah kelainan pada sistem hormon ibu yang menyebabkannya tidak mampu mempertahankan kehamilan. Hormon ini diperlukan untuk membuat rahim relaks dan menjaga agar bayi tidak dikeluarkan tubuh. Pada orang-orang tertentu, hormon ini tidak diproduksi dengan baik, sehingga terjadi kontraksi dan bayi lahir lebih awal,” kata dr. Ovy.
  11. Polusi. “Kota-kota yang berpolusi tinggi, angka kejadian abortusnya lebih tinggi. Polutan di air tinggi sekali. Karena itu, biasanya dokter akan menyarankan ibu hamil mengonsumsi minuman yang berkualitas baik dan tidak tercemar, serta menghindarkan diri dari berbagai sumber polusi,” imbuh dr. Ovy.
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia