Bersiap menyambutnya

Mulai dari membayangkan desain kamar bayi sampai memilih rumah sakit terpercaya, segala kerepotan menyambut si buah hati memang menjadi bagian (manis) tak terpisahkan dari 9 bulan Anda yang istimewa. Agar pengalaman ini tetap menyenangkan -bukan melelahkan, buat perencanaan yang tepat dan jangan lupa libatkan si calon papa. Lebih baik lagi jika Anda sudah ambil ancang-ancang dari trimester kedua kehamilan, saat kondisi tubuh masih tergolong prima. Dengan begitu, saatmendekati hari ‘H’, Anda tinggal menikmati hasilnya. Untuk memulai, simak 4 halyang perlu dipersiapkan berikut ini:

Pakaian dan perlengkapan
Menyiapkan pakaian bayi yang kecil mungil tak ayal menjadi salah satu acara favorit para calon mama. Teta Giya Kharina, mama dari Habibi (kini 1) yang tinggal di Mampang,  Jakarta, mengakui, “Di keluarga saya, ada kepercayaan calon mama baru boleh membeli baju dan peralatan bayi bila kandungan sudah berusia 7 bulan. Tapi, saya ngebet membeli baju-baju yang lucu, sampai ngumpet-ngumpet dari orangtua!” Ia melanjutkan, “Ternyata saya melahirkan dini, saat kandungan berusia 8 bulan. Syukurlah, saat itu baju dan popok untuk si kecil sudah lengkap semua!” tuturnya.

Saat membeli pakaian danperlengkapan bayi, sebaiknya:

  • Pilih pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut, misalnya katun. Selain tidak menimbulkan iritasi pada kulit bayi, juga bisa dicuci dengan mesin cuci. Selain itu, pastikan pakaiannya longgar dan berbahan lentur agar bayi bebas bergerak dan melenturkan otot-ototnya.
  • Bingung masalah warna? Jangan khawatir, Ma. Bayi Anda tidak terlalu peduli kok. Yang penting, pilihlah pakaian yang warnanya tidak mudah luntur walaupun dicuci dengan mesin cuci.
  • Jangan terlalu heboh memborong. Ingat, perkembangan bayi biasanya sangat pesat. Juga, lebih baik membeli pakaian yang lebih besar daripada yang kecil. Ingin berhemat? Tak perlu gengsi menerima pakaian ‘lungsuran’ dari keponakan Anda. Bila Anda tidak yakin seberapa banyak yang harus disiapkan, diskusikan dengan mama-mama lain yang lebih berpengalaman.
  • Beli yang terpenting. Selain popok, sediakan juga pakaian tidur yang nyaman (pilih yang memungkinkan kakinya tetap bebas bergerak). Selain itu, bayi Anda juga memerlukan (sedikit) pakaian untuk bepergian, seperti jaket khusus dan celana panjang. Boleh saja memilih model terkini, namun kenyamanan si kecil harus tetap jadi pertimbangan utama.
  • Siapkan perlengkapan ‘wajib’: Kereta dorong bayi, car seat, kursi bayi portable,serta boks bayi. Kereta bayi yang baik biasanya otomatis memiliki car seat, kanopi, bahkan sampai keranjang belanja dan bisa digunakan hingga bayi berusia tiga tahun.

Kamar bayi
Yang satu ini biasanya jadi ‘proyek besar’ mama. Berikut, beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat ingin menyiapkan kamar bayi:
  • Perhatikanlokasi kamar. Jika mungkin, pilih ruangan yang terletak jauh dari keramaian, namun sekaligus mudah diakses dari kamar Anda. Pastikan gagang pintu dan jendela dalam kondisi baik, untuk alasan keamanan dan kenyamanan Anda dan bayi.
  • Persiapkan perabotan, seperti lemari berlaci untuk menyimpan popok dan pakaian si kecil dan tempat tidur bayi. Anda bisa juga memilih tempat tidur yang bisa dipakai hingga anak Anda batita, bahkan balita. Pertimbangkan bahwa bayi pasti akan bertumbuh pesat. Buatlah ruangan senyaman mungkin, misalnya dengan menaruh sebuah sofa khusus untuk aktivitas menyusui Anda.    
  • Jaga pencahayaan dan sirkulasi udara. Pastikan ada jendela yang memungkinkan sirkulasi udara baik, serta memperoleh sinar matahari langsung. Hindari penggunaan penyejuk udara yang berlebihan karena kulit dan pernapasan bayi masih rentan akan iritasi. 
  • Menghias kamar bayi dengan satu tema. Bebaskan diri untuk menghias kamar dengan gaya sesuai selera Anda. Bebaskan diri, jangan ragu bereksperimen. Justru, bayi sangat menyukai lingkungan berwarna cerah.Bereksperimenlah dengan wallpaper atau border yang dikombinasikan dengan warna cat tembok yang kontras. Pasangkan juga musical mobile alias mainan yang berputar dan berbunyi di boksnya.

Menyiapkan kamar bayi bisamenjadi aktivitas yang mengasyikkan, namun juga melelahkan. Jadi, libatkan suami Anda untuk turut membantu. Dengan begini ia juga akan turut merasakan excitement yang sama dengan Anda. Eflina Tanjung, seorang mama yang berdomisili diKarawaci, Tangerang, bercerita, “Lima bulan sebelum melahirkan, saya sudah mempersiapkan kamar untuk Revyani (kini 4). Suami ikut mengecat dinding kamar dan menambahkan wallpaper. Selain itu, kami melengkapi langit-langit kamar dengan glow in the dark serta memesan lemari khusus bertuliskan “Daddy & Mommy.”

Bala bantuan
Saat si kecil lahir, suka cita bukan hanya milik Anda dan suami saja, tapi seluruh keluarga besar. “Sempat terpikir untuk menggunakan jasa babysitter agar bisa lebih rileks pasca melahirkan. Tapi ibu mertua malah langsung ikut mengasuh Athar (kini 2). Saya pun lebih tenang,” cerita Madira Perianti, seorang mamadari Pajajaran, Bandung.
Terpaksa menggunakan jasa babysitter?
  • Perhatikan pengalaman dan pengetahuan sang calon babysitter. Lakukan wawancara terlebih dahulu untuk mendapat gambaran mengenai karakternya.Telusuri juga latar belakangnya, termasuk latar belakang keluarga, pendidikan dan pengalaman. Bila perlu, minta referensi nama dan nomor telepon majikan sebelumnya.
  • Buat masa percobaan. Meski biasanya yayasan babysitter menetapkan masa garansi selama 3-6 bulan, tetapkan sendiri masa percobaan bagi Anda dan si pengasuh baru. Selama masa itu, perhatikan interaksi antara dia dan bayi Anda, mulai dari nada suara hingga ekspresi wajah. 
  • Jangan terlalu bergantung pada babysitter. Saat-saat pascamelahirkan tetap merupakan momen yang penting untuk melakukan bonding alias kelekatan dengan bayi Anda. Jadi, jadikan ia asisten untuk menyiapkan dan membantu mengambilkan perlengkapan yang Anda butuhkan untuk merawat si kecil, bukan pengasuh utama
Memilih rumah sakit
Anda tentu punya banyak pertimbangan saat harus memilih RS. Mulai dari lokasi, biaya, fasilitas hingga faktor psikologis, misalnya keberadaan dokter yang sudah dipercaya. “Sebulansebelum persalinan, kami survei mengenai kamar bersalin, kamar perawatan, kamar bayi, dan segala fasilitas yang disediakan pihak rumah sakit,” tutur Finika Naturina Novianti, mama dari Rakha (kini 2),  yang tinggal di Antapani, Bandung.

  • Perhatikan lokasi. Pilih RS yang lokasinya terdekat dengan rumah Anda, tentu dengan fasilitas yang baik pula. Selain itu, perkirakan jarak tempuh dari rumah Anda ke RS tersebut.
  • Persiapkan jalur alternatif. Pada jam-jam sibuk, waktu tempuh dari rumah ke RS bisa jadi semakin lama. Untuk itu, diskusikan jalur alternatif dengan suami.
  • Pelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan persalinan di RS tersebut, misalnya prosedur masuk, dokter yang bisa dihubungi, juga sistem yang ada (Misalnya, apakah bayi yang telah lahir dipisahkan atau dirawat gabung dengan mama? Apakah RS tersebut mendukung ASI eksklusif? Apakah ada fasilitas NICU? ), biaya persalinan, dll.
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda mengenai RS yang direkomendasikan, sesuai kondisi kehamilan. Selain dokter, pengalaman teman-teman yang telah jadi mama juga bisa menjadi referensi. Puji Hestari, mama dari Nadia Kirana (kini 1),dari Kotagede, Yogyakarta, bertutur, “Yang saya perhatikan, sikap dan pelayanan para petugas RS, terutama perawat menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memilih RS. Melahirkan adalah suatu proses yang melelahkan secara fisik maupun psikis. Nggak heran, mama ingin dilayani dengan baik,”  jelasnya. 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia