Dampak Virus Zika Bagi Ibu Hamil



Jika Anda sedang berusaha untuk hamil, barangkali kabar tentang virus Zika cukup mengundang perhatian Anda. Di negara-negara maju, berita tentang virus zika ini cukup mendominasi beberapa headline pemberitaan, mengingat dampak yang ditimbulkan cukup merugikan ibu hamil dan bayi dalam kandungannya.

Virus zika disebarkan oleh nyamuk sejenis nyamuk Aedes aegypti. Namanya diambil dari hutan Zika, Uganda, tempat ia ditemukan pertama kali pada seekor monyet, di tahun 1947. Tahun lalu, virus zika ditemukan menjangkit salah seorang warga negara Amerika Selatan. Hingga saat ini, tercatat ratusan bayi lahir dengan kondisi cacat parah, di antaranya mengalami kerusakan pada otak. Hal itu terjadi sejak bayi masih dalam kandungan ibu yang terjangkit virus zika. Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebanyak 168 wanita hamil di Amerika dan Distrik Columbia didiagnosis mengidap virus ini. Dan sebanyak 142 lain, berada di Virgin Islands dan Puerto Rico, mengalami hal yang sama.

Menurut Edward R. B. McCabe, M. D., Ph. D., Senior Vice President and Chief Medical Officer of the March of Dimes, “Pada orang dewasa, virus Zika tidak terlalu memperlihatkan dampak yang serius.  Namun, pada ibu hamil, bisa berakibat fatal, yang mengakibatkan keguguran dan bayi lahir dengan ukuran kepala yang sangat kecil (mikrosefali)”.  Mikrosefali adalah suatu keadaan di mana bayi mengalami keterlambatan perkembangan, keterbelakangan mental, kejang, dan dalam beberapa kasus, dapat berakibat sangat fatal.

“Sampai saat ini, virus Zika hanya dikaitkan dengan risiko yang signifikan pada janin, namun belum dapat dipastikan apakah setiap bayi yang terlahir cacat selalu terjangkit oleh Zika. Penelitian lebih lanjut memaparkan tentang apakah wanita hamil yang terjangkit virus zika akan selalu ditularkan kepada janinnya, apakah janin yang terinfeksi Zika pasti mengalami mikrosefali, apakah wanita yang hamil selalu rentan terhadap virus, dan seberapa banyak wanita yang keguguran disebabkan oleh virus zika,” kata Marjorie Treadwell, M. D., ahli kandungan dan direktur Fetal Pusat Diagnostik di Universitas Michigan.

Bagaimana virus zika menular?
- Virus zika berkembang biak dalam tubuh nyamuk, kemudian, jika Anda tergigit oleh nyamuk yang mengandung virus zika, bisa dipastikan Anda terjangkit oleh virus ini.

- Ibu hamil yang terjangkit virus zika menularkan kepada janin dalam kandungannya. Tidak hanya saat masih dalam kandungan, tetapi bisa juga saat mendekati masa kelahiran.

- CDC masih melanjutkan penelitian apakah ibu hamil yang melakukan hubungan seks dengan suami akan tertular virus ini atau tidak. Namun, para ahli menyarankan agar suami yang baru saja melakukan kunjungan ke daerah terjangkit, hendaknya menggunakan kondom selama berhubungan seks.

- Tranfusi darah. Namun, para ahli menyatakan hal ini jarang terjadi.

- Pada orang dewasa, virus ini mungkin saja ditularkan melalui infeksi secara oral. Meskipun demikian, para ahli berpendapat, hal ini tidak terlalu mengkhawatirkan karena tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan bagi orang dewasa.

Untuk menghindari diri dari virus zika, Anda bisa melakukan beberapa langkah, yang dapat dibaca di sini.


 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia