Efek Anestesi Operasi Caesar

Operasi Caesar atau Sectio Caesarea berasal dari bahasa Latin, Caedere, artinya memotong. Di sini diartikan sebagai suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding rahim.

Anastesi atau pembiusan harus dilakukan agar pasien tidak merasakan sakit saat dioperasi. Ada dua macam anastesi untuk operasi Caesar, yaitu anastesi umum dan analgesic block (anastesi lokal). Pada anastesi umum, mama sama sekali tidak merasakan apa pun, dibuat ‘tidur’secara keseluruhan.

Sedangkan pada anastesi lokal, rasa sakit dihilangkan hanya di seputar lokasi yang akan dioperasi. Untuk anastesi lokal dilakukan di epidural atau spinal (ini paling sering), sehingga bagian dari pinggang ke bawah tak akan terasa sakit apa pun saat saat operasi.

Anastesi umum dilakukan misalnya jika terjadi kegawatan yang butuh operasi yang cepat. Atau bisa juga pada calon mama yang terlalu gemuk atau mengalami kelainan pada susunan tulang belakang. Pada kondisi ini analgesic block sulit dilakukan karena jarum tidak cukup panjang, atau sulit mencapai celah yang tepat.
Anastesi ini membawa risiko dan efek seperti membuat Anda:

- tidak boleh langsung duduk dan berdiri, apalagi berjalan untuk 24 jam setelah operasi. Obat anastesi membuat pembuluh darah melebar, sehingga dikhawatirkan Anda akan jatuh bahkan pingsan.

- Pada sekitar 2 jam pertama, Anda tak langsung masuk ruang perawatan bersalin. Anda ditempatkan di ruang observasi pascaoperasi dulu sampai kesadaran pulih. Sehingga, mama tak bisa segera menggendong bayi.
 
- Anastesi bisa menyebabkan mulut dan bibir terasa kering. Beberapa mama mengeluhkan rasa mual.

Foto: Foto Search

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia