3 Prinsip Penting Mengelola Keuangan Keluarga


Idealnya, merencanakan keuangan keluarga sudah harus dibahas dan disepakati jauh sebelum Anda dan pasangan menikah. Berapa pemasukan suami dan istri, berapa persen kontribusi untuk biaya rumah tangga, siapa yang membayar apa, apa saja yang dibayar, hingga bagaimana teknisnya.

Tapi bila hingga sekarang keuangan keluarga Anda masih bermasalah, jangan khawatir, Ma! Segera ubah dan perbaiki pola pengaturan keuangan Anda dan pasangan sekarang juga, agar kelak keuangan keluarga dan hubungan rumah tangga Anda aman!
 
Baca juga: 8 Indikasi Masalah Keuangan dalam Pernikahan

Agar tertata dengan baik dan tidak sering terjadi kebocoran, pahami 3 prinsip mengelola keuangan keluarga berikut, ya, Ma…

1. Saling Terbuka

Berapa pun pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang digunakan (baik pengeluaran untuk pribadi maupun untuk kebutuhan bersama atau keluarga), terbukalah terhadap pasangan.

Dengan saling terbuka, maka kompromi dan kesepakatan terhadap alokasi anggaran pendapatan akan lancar, membuat rasa nyaman, dan saling percaya. Tak hanya memberitahukan nominal gaji, informasikan juga jenis asuransi yang diikuti, bahkan besaran utang yang dimiliki pasangan.
 
Baca juga: 5 Prioritas Penting yang Harus Ada di Perencanaan Keuangan Papa

2. Berbagi Peran dan Tugas

Idealnya, sebelum menikah, pasangan suami istri harus terlebih dahulu berkompromi menentukan siapa yang nantinya akan memiliki peran operasional atau peran strategis.

Menurut konsultan keuangan, Andreas Hartono, baik istri atau suami bisa menduduki kedua peran tersebut. Mereka harus memutuskan dari awal, bahkan dari sebelum menikah mengenai peran dan tugas masing-masing dalam mengelola keuangan bersama. Peran operasional meliputi mengatur cashflow, tabungan, dan dana darurat. Sedangkan peran strategis lebih memikirkan secara tepat dan terukur semua pengeluaran yang akan digunakan semaksimal mungkin untuk masa depan. Misal, dalam hal investasi, asuransi, dan uang pensiun.

Pembagian tugas juga sangat memudahkan terutama bagi pasangan bekerja. Misal, suami yang membiayai kebutuhan pokok, membayar asuransi, cicilan mobil dan rumah sedangkan istri membayar uang sekolah dan kebutuhan liburan.
 
Baca juga: 7 Tip Manajemen Keuangan untuk Sandwich Generation

3. Miliki Rekening Operasional Keluarga

Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh pasangan yang sama-sama bekerja atau memiliki pendapatan. Untuk memudahkan, dibuatkan satu rekening khusus untuk operasional keluarga. Baik dari suami atau istri, secara teratur, akan mentransfer atau memasukkan gaji atau penghasilannya ke rekening tersebut. Biasanya ini dilakukan setelah tanggal gajian tiba.

Berapa jumlah uang yang diisikan ke dalam rekening bersama secara rutin perlu dibicarakan terlebih dulu dan melalui kesepakatan. Uang yang terdapat di rekening tersebut kemudian digunakan untuk membiayai semua kebutuhan rumah tangga. Siapa yang mengelola rekening tersebut bisa dikompromikan antara suami dan istri. Tidak harus selalu istri yang selama ini secara umum dianggap sebagai ‘menteri keuangan’ keluarga, bisa saja suami yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan rekening bersama ini. Pastikan saja, siapa pun itu, bisa mengelolanya dengan baik.
 
 
Baca juga:
6 Cara Mengelola Keuangan Saat Pasangan Berhenti Bekerja
4 Tip Memberi Uang Saku untuk Anak
Materi Keuangan Dasar untuk Anak: Kebutuhan, Bukan Keinginan
Solusi Masalah Keuangan di Masa Pandemi

(YENNY GLENNY)
FOTO: FREEPIK
Updated: Desember 2021

 

 


Topic

#keluarga #keuangan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia