Cegah Anak dari Tindakan Radikal



Beberapa waktu lalu, usai tragedi bom Thamrin, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menekankan bahwa keluarga merupakan benteng utama dalam menangkal masuknya paham radikal terhadap anak. Keluarga sebagai bagian terkecil masyarakat seharusnya bisa mengambil peran dalam memerangi terorisme.

“Cegah paham radikalisme, orang tua dan sekolah perlu mendeteksi secara dini perilaku peserta didik yang menyimpang, sebab anak-anak dan remaja rentan dipengaruhi,” ujar Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ya, radikalisme yang muncul dalam diri seseorang di masa dewasa sebenarnya bisa ditangkal lewat pengasuhan dan pendidikan di masa kecil yang diterapkan dalam keluarga. Salah satu yang penting diajarkan kepada anak-anak sejak dini adalah sikap welas asih. Anak-anak yang belajar welas asih akan tumbuh menjadi manusia yang toleran dalam menghadapi berbagai perbedaan, serta tidak mudah menghakimi orang lain. Hal itu bisa menghindarkan anak dari sikap-sikap yang radikal kelak di kemudian hari.

Hubungan orang tua dan anak yang dilandasi welas asih akan menciptakan interaksi dan komunikasi yang sehat, sehingga anak akan merasa nyaman dan aman. Cobalah lebih banyak mendengarkan anak, ketimbang menyuruh mereka mendengarkan Anda. Berikan waktu untuk membahas apa pun bersama mereka. Pada anak-anak yang lebih besar, jangan biarkan mereka sendirian mencari jawaban atas semua pertanyaan di benak mereka, karena arus informasi di luar sana, apalagi lewat internet, begitu deras dan liar.

Foto: FOTOSEARCH

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia